Minggu, 11 Desember 2016
HARI MINGGU ADVEN
III
warna liturgi
Ungu
Bacaan
Yes. 35:1-6a,10;
Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; Yak. 5:7-10; Mat. 11:2-11. BcO Rut. 4:1-22
Matius
11:2-11:
2 Di dalam
penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, 3 lalu menyuruh
murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau
haruskah kami menantikan orang lain?" 4 Yesus menjawab mereka:
"Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu
lihat: 5 orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir,
orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin
diberitakan kabar baik. 6 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan
menolak Aku." 7 Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus
berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: "Untuk apakah kamu
pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? 8 Atau
untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang
berpakaian halus itu tempatnya di istana raja. 9 Jadi untuk apakah kamu pergi?
Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi. 10 Karena
tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau,
ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu. 11 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah
tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang
terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.
Renungan:
Dalam beberapa
bulan terakhir ini kita disuguhi aneka tulisan bahkan aksi yang saling
menghojat. Setiap orang dengan segala pikirannya mengeluarkan kata-kata yang
mengecam mereka yang berbeda. Setiap pribadi dianggap sebagai saingan yang
mesti dijatuhkan agar tidak mempunyai kesempatan untuk naik apalagi berkuasa.
Suasana lain
ditunjukkan oleh Yohanes dan Yesus. Mereka berdua adalah pribadi yang bersinar.
Namun mereka tidak menjadikannya untuk saling menghojat. Mereka saling mengakui
kelebihan dan saling menghormati (bdk Mat 11:2, 10-11). Ketenaran sesamanya
tidak terasa akan menghancurkan ketenaran dirinya maka tidak perlu untuk saling
menjatuhkan.
Hidup yang
diliputi oleh ujaran kebencian hanya akan menimbulkan suasana tidak nyaman dan
meresahkan. Bisa jadi akan menghapus semua pencapaian. Namun sebaliknya hidup
yang diisi dengan saling puji akan semakin menumbuhkan kebaradaan mereka yang
saling memuji. Ketenaran tidak akan sirna kala kita mau memuji orang lain.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu
sejenak. Bayangkan temanmu yang sedang bersinar dalam bidang yang sama
denganmu.
Refleksi:
Tulislah komentar
dan kata-katmu kala menemui orang yang bersinar dalam bidang yang sama dengan
yang kaugeluti.
Doa:
Tuhan jauhkanlah
diriku dari ujaran kebencian. Tumbuhkanlah kemampuanku untuk memuji sesamaku,
termasuk mereka yang bergerak dalam bidang yang sama denganku. Amin.
Perutusan:
Aku akan lebih
banyak memuji dan menghilangkan ujaran kebencian. -nasp-
0 comments:
Post a Comment