Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, December 10, 2016

Sabda Hidup


Minggu, 11 Desember 2016
HARI MINGGU ADVEN III
warna liturgi Ungu 
Bacaan
Yes. 35:1-6a,10; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; Yak. 5:7-10; Mat. 11:2-11.  BcO Rut. 4:1-22

Matius 11:2-11:
2 Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, 3 lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" 4 Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: 5 orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. 6 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." 7 Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: "Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? 8 Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja. 9 Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi. 10 Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu. 11 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.

Renungan:
Dalam beberapa bulan terakhir ini kita disuguhi aneka tulisan bahkan aksi yang saling menghojat. Setiap orang dengan segala pikirannya mengeluarkan kata-kata yang mengecam mereka yang berbeda. Setiap pribadi dianggap sebagai saingan yang mesti dijatuhkan agar tidak mempunyai kesempatan untuk naik apalagi berkuasa.
Suasana lain ditunjukkan oleh Yohanes dan Yesus. Mereka berdua adalah pribadi yang bersinar. Namun mereka tidak menjadikannya untuk saling menghojat. Mereka saling mengakui kelebihan dan saling menghormati (bdk Mat 11:2, 10-11). Ketenaran sesamanya tidak terasa akan menghancurkan ketenaran dirinya maka tidak perlu untuk saling menjatuhkan.
Hidup yang diliputi oleh ujaran kebencian hanya akan menimbulkan suasana tidak nyaman dan meresahkan. Bisa jadi akan menghapus semua pencapaian. Namun sebaliknya hidup yang diisi dengan saling puji akan semakin menumbuhkan kebaradaan mereka yang saling memuji. Ketenaran tidak akan sirna kala kita mau memuji orang lain.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan temanmu yang sedang bersinar dalam bidang yang sama denganmu.

Refleksi:
Tulislah komentar dan kata-katmu kala menemui orang yang bersinar dalam bidang yang sama dengan yang kaugeluti.

Doa:
Tuhan jauhkanlah diriku dari ujaran kebencian. Tumbuhkanlah kemampuanku untuk memuji sesamaku, termasuk mereka yang bergerak dalam bidang yang sama denganku. Amin.


Perutusan:
Aku akan lebih banyak memuji dan menghilangkan ujaran kebencian. -nasp-


0 comments:

Post a Comment