Kamis, 15 Desember 2016
Hari Biasa Pekan
III Adven
warna liturgi
Ungu
Bacaan
Yes. 54:1-10;
Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a,13b; Luk. 7:24-30. BcO Mi. 7:7-13
Lukas
7:24-30:
24 Setelah
suruhan Yohanes itu pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu
tentang Yohanes: "Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh
yang digoyangkan angin kian ke mari? 25 Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat
orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian indah dan yang hidup mewah,
tempatnya di istana raja. 26 Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar,
dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi. 27 Karena tentang dia
ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan
mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu. 28 Aku berkata kepadamu: Di antara mereka
yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorangpun yang lebih besar dari pada
Yohanes, namun yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar dari padanya."
29 Seluruh orang banyak yang mendengar perkataan-Nya, termasuk para pemungut
cukai, mengakui kebenaran Allah, karena mereka telah memberi diri dibaptis oleh
Yohanes. 30 Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah
terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes.
Renungan:
Yohanes adalah
pribadi yang besar. Yesus pun memuji kebesaran Yohanes. "Aku berkata
kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorangpun
yang lebih besar dari pada Yohanes, namun yang terkecil dalam Kerajaan Allah
lebih besar dari padanya" (Luk 7:28). Tidak ada yang lebih besar dari
Yohanes dari mereka yang dilahirkan. Kesaksian Yesus ini untuk meneguhkan
mereka yang memberi diri dalam baptisan Yohanes.
Mungkin kita pun
memegang jabatan sekarang ini dengan menggantikan pejabat sebelumnya. Telah
banyak hal yang dilakukan oleh pendahulu kita. Kalau memang tidak ada yang
sangat mengganggu kita pun layak mengakui apa yang telah mereka lakukan. Karya
dan pekerjaan mereka mempersiapkan apa yang kita lakukan sekarang ini.
Kiranya kita pun
pantas mensyukuri keberadaan para pendahulu kita. Apa yang kita lakukan
sekarang ini umumnya berangkat dari apa yang telah dilakukan pendahulu kita.
Ketika kita mampu menghargai mereka yang mendahului maka sedikit banyak
pekerjaan yang kita lakukan sekarang ini akan berjalan dengan lancar.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu
sejenak. Ingatlah para pendahulumu. Ingatlah apa yang mereka kerjakan.
Syukurilah itu dan doakan para pendahulumu.
Refleksi:
Bagaimana menghargai
para pendahulu?
Doa:
Tuhan terima
kasih atas orang-orang yang telah menyiapkan jalan karyaku. Berkatilah para
pendahuluku. Semoga mereka hidup dalam rahmat-Mu. Amin.
Perutusan:
Aku berterima
kasih dan menghargai para pendahuluku.. -nasp-
0 comments:
Post a Comment