Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, December 8, 2016

Sabda Hidup


Jumat, 09 Desember 2016
Yohanes Didaci Cuauhtlatoatzin
warna liturgi Ungu 
Bacaan
Yes. 48:17-19; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Mat. 11:16-19. BcO Rut 2:14-23

Matius 11:16-19:
16 Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: 17 Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. 18 Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan. 19 Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya."

Renungan:
Orang mempunyai kecenderungan menilai jelek mereka yang tidak menjadi kelompoknya. Penilaian jelek ini makin kentara kala dikenakan kepada musuhnya. Apapun yang dilakukan lawan atau musuh adalah jelek. Sebaliknya sejahat apapun tindakan kawan dinilai benar.
Ketika Yohanes tidak makan dan tidak minum orang-orang menilai dia kerasukan setan. Ketika Yesus datang dan banyak mengadakan perjamuan mereka menilai Dia sebagai pelahap dan peminum (Mat 11:18-19). Tidak ada tindakan yang benar karena Yohanes dan Yesus dianggap sebagai lawannya. Semua yang mereka lakukan seakan-akan layak untuk dinilai salah.
Rasanya kecenderungan menilai salah lawan akan semakin memicikkan kecerdasan dan sudut pandang. Belum tentu yang dikatakan dan diperbuat lawan itu salah. Belum tentu yang dibuat kawan benar 100%. Kita mesti teliti dan objektif kala mau menilai sesuatu. Jangan gegabah untuk menilai benar atau salah supaya kita tidak kehilangan kesempatan menemukan yang sungguh-sungguh benar dan menghindari yang salah.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu lagi mendapatkan ceramah dari kelompokmu. Endapkan ceramah tersebut. Analisa dengan akal budi sehatmu.

Refleksi:
Bagaimana melihat kebenaran yang ada pada mereka yang di luar kelompokku?

Doa:
Tuhan, aku mohon supaya manusia lebih terbuka hidupnya. Mereka tidak hanya mengakui kebenarannya sendiri tapi terbuka akan kebenaran sesamanya. Amin.

Perutusan:
Aku akan belajar menangkap kebenaran-kebenaran yang ada di sekitarku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment