Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, December 21, 2016

Sejarah Natal

diambil dari http://www.seputarnatal.com

Natal tentu saja merayakan hari lahirnya Yesus Kristus.

Apa itu Perayaan Natal?

Gereja khususnya Gereja Katolik, mewajibkan umatnya untuk merayakan hari raya Natal. Perayaan ini bukanlah acara makan-makan besar, bukanlah sebuah festival besar, tetapi sebuah perayaan ekaristi di gereja.
Jadi yang disebut perayaan natal adalah Misa Natal, yaitu perayaan ekaristi dalam rangka memperingati hari lahirnya Yesus Kristus.

Kapan Yesus Lahir?

Pernahkah kamu bertanya kepada kakek nenek buyut kita, kapan mereka lahir? Mereka mungkin menjawab lahirnya pas Gunung Merapi meletus atau lahirnya beberapa hari sebelum gempa besar. Mereka tidak tahu tepatnya tanggal berapa mereka lahir.
Jaman dahulu orang lahir tidak perlu ke catatan sipil untuk membuat akte kelahiran. Jarang ada orang yang mencatat kapan tanggal lahir seseorang.
Demikian pula Yesus, tidak ada yang tahu tepatnya tanggal berapa Ia lahir. Yosef bukan seorang kaisar, dia hanya seorang tukang kayu, tidak ada dalam pikiran dia untuk membuat sebuah prasasti untuk mencatatkan kelahiran anaknya.
Yang kita tahu dari Injil, bahwa Yesus lahir pada saat sensus kekaisaran Romawi. Mungkin sekitar abad 7SM - 2SM.

Mengapa tanggal 25 Desember?

Pada saat kekaisaran Romawi, tanggal 25 Desember adalah hari perayaan dewa matahari. Setiap tanggal tersebut diadakan festival meriah untuk merayakan dewa tersebut.
Saat itu sudah banyak orang Romawi yang menjadi pemeluk agama Kristen. Namun banyak pula umat Kristen pada masa itu yang ikut merayakan hari lahirnya dewa matahari.
Para Bapa Gereja melihat bahwa budaya tersebut tidak benar. Umat Kristen tentu saja tidak boleh merayakan hari lahirnya dewa matahari.
Untuk mencegah umat Kristen datang ke festival matahari tersebut, Bapa Gereja pada saat itu membuat perayaan sendiri. Tanggal 25 Desember ditetapkan sebagai hari kelahiran Yesus Kristus.
Bapa Gereja mengajak umat Kristen agar tidak merayakan hari tersebut demi matahari, tetapi demi Dia yang menciptakan matahari.
Umat Kristen yang awalnya datang ke perayaan festival matahari, diajak ke gereja untuk merayakan perayaan Natal yaitu hari lahirnya Yesus.
Awalnya perayaan Natal tersebut dirayakan secara sederhana, tetapi seiring dengan bertambahnya jumlah umat Kristen perayaan Natal menjadi tambah meriah.

Mengapa Yesus lahir tidak pas tahun 1?

Seperti telah disebut di atas Yesus lahir sekitar abad 7-2 sebelum masehi. Mengapa tidak tepat pas tanggal 1, bulan 1, tahun 1 masehi?
Pembagian masa menjadi Before Christ(BC) / Sebelum Masehi(SM) dan Anno Domini(AD) - Masehi(M) dimulai pada abad 6 M. Pertama kali dibuat oleh seorang biarawan bernama Dionysius Exiguus. Pembagian ini baru populer setelah abad ke-8, seiring dengan perkembangan umat Kristen.
Dionysius Exiguus membagi SM dan M berdasar perhitungan tabel hari raya Paskah. Perhitungan inilah yang dipakai untuk membagi dua masa tersebut.
Namun dalam perhitungan modern, perkiraan tersebut salah. Beberapa perhitungan modern memperkirakan lahir Yesus 2-7 tahun lebih awal dari perkiraan Dionysius Exiguus.
Walaupun perhitungan Dionysius Exiguus salah, namun karena perhitungan tersebut sudah terlanjur populer, maka sampai sekarang penanggalan SM dan M tetap dipakai.

Mengapa umat Kristen merayakan Natal, padahal dulu para rasul tidak merayakan natal?

Para rasul tidak membuat sekolah Minggu; apakah sekolah Minggu terus dihilangkan?
Para rasul tidak menggunakan musik ketika beribadat; apakah musik dalam ibadat sebaiknya dihilangkan saja?
Para rasul tidak beribadat di gereja; apakah gereja terus dihancurkan?
Para rasul memang tidak merayakan perayaan Natal. Natal baru mulai dirayakan sekitar abad ke-4 M.
Namun para Bapa Gereja berpendapat Natal adalah perayaan penting untuk memuliakan Tuhan, dan baik adanya. Oleh karena itu perayaan Natal tetap dipertahankan sampai sekarang.

Tradisi Natal

Seperti telah ditulis di atas, Gereja Katolik hanya mewajibkan umatnya untuk merayakan Natal dengan mengikuti perayaan ekaristi di gereja. Acara makan-makan, festival, santa claus, pohon natal, bukanlah sesuatu yang disyaratkan dan diwajibkan oleh gereja.
Hal-hal tersebut adalah bagian dari tradisi natal umat Kristen. Tiap tempat mempunyai tradisi perayaan natal yang berbeda-beda tergantung budaya umat setempat.
Di beberapa negara, tanggal 25 Desember ditetapkan sebagai hari libur. Karena hari tersebut libur, keluarga bisa berkumpul di rumah. Anak yang tinggal di luar kota bisa pulang, dan bertemu anggota keluarga lainnya.
Biasanya setelah mengikuti misa malam Natal di gereja, keluarga tersebut berkumpul untuk makan bersama dan berbagi kado. Untuk menambah kemeriahan kumpul keluarga tersebut, dihiaslah rumah dengan lampu-lampu, dan pohon natal.
Di beberapa tempat di Indonesia, pada hari Natal biasanya diadakan kenduri warga. Tiap keluarga membawa makanan buatan rumah sendiri-sendiri, kemudian menyantap bersama makanan tersebut.

Komersialisasi Perayaan Natal

Perayaan Natal saat ini tampaknya sudah bergeser dari makna natal sebenarnya.
Makna Natal yang sebenarnya memperingati hari lahirnya Yesus Kristus, telah bergeser menjadi sekedar hari libur belaka.
Perayaan natal yang seharusnya dirayakan dengan mengikuti perayaan ekaristi di gereja, tampaknya sudah bergeser menjadi sekedar kumpul keluarga, makan-makan dan tukar kado.
Mall dan toko memasang pohon natal, memasang gambar santa claus, tanpa mengerti makna natal sebenarnya. Tidak ada mall yang membuat goa natal, kandang domba, patung bayi Yesus, Maria, Yosef, Malaikat dan para gembala; padahal itu penggambaran natal sebenarya.
Film yang bertema natal konon bercerita tentang 'spirit of christmas' ternyata hanya bercerita tentang santa claus yang kehilangan rusanya. 'Spirit of Christmas' yang seharusnya berfokus pada cerita kelahiran Yesus Kristus, telah bergeser menjadi orang gendut berjenggot yang kecebur sumur.
Tampaknya banyak orang ingin mengambil untung dari perayaan natal, tanpa memaknai inti perayaan natal sebenarnya.

0 comments:

Post a Comment