Jumat, 30 Desember 2016
Pesta Keluarga
Kudus,
Yesus, Maria,
Yusuf
warna liturgi
Putih
Bacaan
Sir. 3:2-6,12-14;
Mzm. 128:1-2,3,4-5; Kol. 3:12-21; Mat. 2:13-15,19-23. BcO Ef. 5:21-6:4
Matius
2:13-15.19-23:
13 Setelah
orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam
mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke
Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan
mencari Anak itu untuk membunuh Dia." 14 Maka Yusufpun bangunlah,
diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, 15 dan
tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang
difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." 19 Setelah
Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir,
katanya: 20 "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah
ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati."
21 Lalu Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke
tanah Israel. 22 Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di
Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam
mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. 23 Setibanya di sana iapun tinggal di
sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang
disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.
Renungan:
Seseorang
mendengar sebuah semboyan untuk beranjak dari zona nyaman menuju zona yang
lebih menantang. Ia pun meninggalkan pekerjaannya yang baik dan penuh harapan.
Ia memulai pekerjaan baru. Ternyata di pekerjaan baru ia tidak sukses dan malah
cenderung kesulitan. Segala usahanya tampak tidak berjalan lancar. Ia pun
meratapi sikap tergesa-gesanya.
Tidak semua
resiko harus dihadapi dengan frontal. Yusuf mendengar pesan Tuhan untuk membawa
Yesus ke Mesir. Bila bertahan di sana ia dan keluarganya akan menghadapi
ancaman dari Herodes. Yusuf pun sadar tidak mungkin menghadapi Herodes dengan
frontal. Maka ia pun membawa keluarga menyingkir dari ancaman Herodes.
Memang kita bisa
saja meninggalkan zona nyaman menuju zona yang lebih menantang. Namun semua itu
mesti dengan perhitungan yang matang. Keputusan yang tergesa-gesa tanpa
pertimbangan yang matang hanya akan menimbulkan penyesalan. Tidak semua resiko
harus kita hadapi secara frontal. Kadang kita pun harus memilih menyingkir
daripada menghadapi bahaya yang lebih besar.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu.
Bayangkan kisah dalam Injil Mat. 2:13-15,19-23. Bandingkan dengan pengalamanmu.
Refleksi:
Resiko mana yang
mesti kauhadapi dan kauhindari?
Doa:
Bapa semoga aku
bijak dalam menentukan pilihan dan kuat kala harus menghadapi resiko. Bantulah
aku dalam menentukan pilihan. Amin.
Perutusan:
Aku tidak malu
ketika harus menghindari resiko yang tak mungkin kutanggung. -nasp-
0 comments:
Post a Comment