Kamis, 29 Desember 2016
Tomas Becket
warna liturgi
Putih
Bacaan
1Yoh. 2:3-11;
Mzm. 96:1-2a,2b-3,5b-6; Luk. 2:22-35. BcO
Kid. 1:1-8 BcO Kol. 1:1-14
Lukas
2:22-35:
22 Dan ketika
genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke
Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, 23 seperti ada tertulis dalam
hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi
Allah", 24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan
dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung
merpati. 25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar
dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, 26
dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum
ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. 27 Ia datang ke Bait Allah
oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk
melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, 28 ia menyambut Anak itu
dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: 29 "Sekarang, Tuhan,
biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, 30
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, 31 yang telah Engkau
sediakan di hadapan segala bangsa, 32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi
bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." 33 Dan bapa
serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. 34 Lalu
Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu:
"Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak
orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan 35 dan
suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri?,supaya menjadi nyata pikiran hati
banyak orang."
Renungan:
Kala misa natal
kemarin seorang anak mengatakan bahwa setiap hari dia pergi ke Gereja. Lalu
pendampingnya pun mengiyakan kata-kata sang anak tersebut. Selesai misa anak
itu menemuiku lalu salaman megang tangan erat sekali dan tidak dilepaskan.
Kepalanya ditempelkan ke tangan. Lucu banget. Aku pun tertawa melihat sikapnya.
Setiap kali
melihat anak-anak di Gereja aku selalu terbawa pada kenangan waktu kecil. Aku
sering diajak beraktivitas di gereja. Bahkan aku sudah ikut misdinar walau
belum sambut komuni. Hatiku selalu senang kala lihat anak-anak sudah diajak
berkegiatan di gereja dan mengikuti ekaristi. Anak-anak menghidupkan harapan.
Sejak kanak-kanak
Yesus pun telah dikenalkan dengan tradisi hidup beriman. "Dan ketika genap
waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem
untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan" (Luk 2:22). Pengenalan iman sejak masa
kanak-kanak membentuk kedewasaan iman seseorang.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
dibawa orang tua ke gereja atau dirimu membawa anak-anakmu ke gereja.
Refleksi:
Bagaimana
membentuk iman anak-anak?
Doa:
Tuhan
kupersembahkan putera-puteri-Mu ke hadapan-Mu. Tuntun dan dampingilah mereka. Amin.
Perutusan:
Aku akan mendidik
dan mendampingi iman anak-anak. -nasp-
0 comments:
Post a Comment