Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, December 26, 2016

Sabda Hidup



Selasa, 27 Desember 2016
St Yohanes, Rasul dan Penginjil
Bacaan
1Yoh. 1:1-4; Mzm. 97:1-2,5-6,11-12; Yoh. 20:2-8. BcO 1Yoh. 1:1-2:3

Yohanes 20:2-8:
2 Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." 3 Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. 4 Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. 5 Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. 6 Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, 7 sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. 8 Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.

Renungan:
Dalam beberapa kesempatan kita melihat ketika seorang wakil ingin tampil lebih menonjol dari pimpinannya maka cepat atau lambat mereka akan berpisah. Orang-orang seperti itu akan merasa dirinya lebih hebat dari pimpinannya. Kecuali sang pemimpin sangat buruk, maka wakil yang bertarung dengannya akan kalah. Sang pemimpin tetap mempunyai pengaruh lebih daripada sang wakil.
Yohanes tidak mau mengambil peran Petrus sebagai seorang pemimpin. Meski ia lebih kuat dan cepat tapi dia tetap menghargai keberadaan Petrus sebagai pemimpin. Ia tidak segera masuk ke makam Yesus. Ia menunggu Petrus tiba dan masuk terlebih dahulu. "Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam" (Yoh 20:5).
Sikap Yohanes ini layak menjadi guru kita dalam berperilaku. Pemberian tempat pada pemimpin merupakan panggilan kita sebagai orang yang dipimpin. Mungkin bisa saja kita merasa lebih baik, lebih kuat dan lebih cepat namun kita mesti memberikan apa yang menjadi hak pemimpin kita. Kita tidak perlu rakus merampas yang tidak menjadi hak kita. Mari belajar dari Yohanes yang lebih kuat dan cepat namun tetap memberi kesempatan pada Petrus sebagai yang pertama.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Yoh. 20:2-8. Bandingkan dengan orang-orang yang lagi berkuasa. Lihat persamaan dan perbedaannya.

Refleksi:
Bagaimana memberi tempat kepada pemimpin kita?

Doa:
Allah Bapa kami yang penuh kuasa, semoga sikap penghormatan dalam diri para rasul hidup pula di dalam diri kami. Semoga kami selalu ada dalam kesatuan kasih dan penghormatan. Amin.

Perutusan:
Aku akan memberikan hak yang menjadi milik pemimpinku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment