Selasa, 27 Desember
2016
St Yohanes, Rasul dan Penginjil
Bacaan
1Yoh. 1:1-4; Mzm.
97:1-2,5-6,11-12; Yoh. 20:2-8. BcO 1Yoh. 1:1-2:3
Yohanes
20:2-8:
2 Ia berlari-lari
mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata
kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak
tahu di mana Ia diletakkan." 3 Maka berangkatlah Petrus dan murid yang
lain itu ke kubur. 4 Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu
berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. 5 Ia
menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia
tidak masuk ke dalam. 6 Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk
ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, 7 sedang kain
peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu,
tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. 8 Maka masuklah
juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya
dan percaya.
Renungan:
Dalam beberapa
kesempatan kita melihat ketika seorang wakil ingin tampil lebih menonjol dari
pimpinannya maka cepat atau lambat mereka akan berpisah. Orang-orang seperti
itu akan merasa dirinya lebih hebat dari pimpinannya. Kecuali sang pemimpin
sangat buruk, maka wakil yang bertarung dengannya akan kalah. Sang pemimpin
tetap mempunyai pengaruh lebih daripada sang wakil.
Yohanes tidak mau
mengambil peran Petrus sebagai seorang pemimpin. Meski ia lebih kuat dan cepat
tapi dia tetap menghargai keberadaan Petrus sebagai pemimpin. Ia tidak segera
masuk ke makam Yesus. Ia menunggu Petrus tiba dan masuk terlebih dahulu. "Ia
menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia
tidak masuk ke dalam" (Yoh 20:5).
Sikap Yohanes ini
layak menjadi guru kita dalam berperilaku. Pemberian tempat pada pemimpin
merupakan panggilan kita sebagai orang yang dipimpin. Mungkin bisa saja kita
merasa lebih baik, lebih kuat dan lebih cepat namun kita mesti memberikan apa
yang menjadi hak pemimpin kita. Kita tidak perlu rakus merampas yang tidak
menjadi hak kita. Mari belajar dari Yohanes yang lebih kuat dan cepat namun
tetap memberi kesempatan pada Petrus sebagai yang pertama.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah
dalam Injil Yoh. 20:2-8. Bandingkan dengan orang-orang yang lagi berkuasa.
Lihat persamaan dan perbedaannya.
Refleksi:
Bagaimana memberi
tempat kepada pemimpin kita?
Doa:
Allah Bapa kami
yang penuh kuasa, semoga sikap penghormatan dalam diri para rasul hidup pula di
dalam diri kami. Semoga kami selalu ada dalam kesatuan kasih dan penghormatan. Amin.
Perutusan:
Aku akan
memberikan hak yang menjadi milik pemimpinku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment