diambil dari http://www.mirifica.net by Kevin Sanly Putera on Jendela Alkitab, Mingguan
ENGKAUKAH YANG DIJANJIKAN BAKAL DATANG?
Bacaan hari Minggu Adven III ini (Mat 11:2-11)
menceritakan bagaimana Yohanes Pembaptis mengutus murid-muridnya kepada
Yesus untuk memastikan apakah ia itu betul dia yang diwartakan bakal
datang (ay. 2-3) dan jawaban Yesus (ay. 4-6). Selanjutnya, ketika
murid-murid Yohanes telah pergi, Yesus berbicara kepada orang banyak
mengenai Yohanes Pembaptis (ay. 7 dst.).
MENCARI TAHU – MEMASTIKAN – PERCAYA
Beberapa waktu sebelumnya, Yohanes Pembaptis
ditangkap oleh Herodes Antipas (Mat 4:12). Ini perkara politik. Warta
kenabian dan seruan pertobatannya Yohanes membuat guncangan di
masyarakat dan dikhawatirkan akan membahayakan kedudukan Herodes di
hadapan penguasa Romawi. Ada alasan lain. Yohanes pernah mengecam keras
perkawinan Herodes dengan Herodias yang waktu itu masih bersuamikan
saudara tiri Herodes sendiri (Mat 14:4; terlarang menurut Im 18:6). Di
penjara Yohanes masih bisa menerima kunjungan murid-muridnya. Dari
merekalah Yohanes mendengar tentang Yesus yang mulai dikenal di
masyarakat.
Menurut Mat 3:11, Yohanes memaklumkan kedatangan
dia yang lebih berkuasa dari padanya yang akan membaptis dengan Roh dan
api sehingga orang dapat memasuki Kerajaan Surga setelah menerima
baptisan tobat yang diserukannya. Tetapi belum jelas baginya siapa
orangnya. Dalam pemaklumannya nama Yesus memang tidak disebut. Ketika
Yesus datang kepadanya minta ikut dibaptis (ay. 13-15), Yohanes tentunya
menduga bahwa dia inilah orangnya. Ada pengalaman rohani. Injil
menggambarkannya dengan terdengarnya kata-kata dari langit bahwa Yesus
itu anak terkasih dan mendapat perkenan ilahi (ay. 17.) Tetapi diakah
orang yang dinanti-nantikan? Keragu-raguan ini tidak perlu ditafsirkan
sebagai kekurangpercayaan. Dibutuhkan berita lebih lanjut yang bakal
memastikan bahwa dia itulah orangnya. Iman yang hidup tetap butuh
informasi yang aktual, bukan sekadar mengamini rumus-rumus kepercayaan
saja.
PERCAYA – TINDAKAN APA ITU
Pertanyaan Yohanes apakah Yesus itu betul-betul
dia yang bakal datang, atau masih akan ada orang lain, menunjukkan bahwa
Yohanes ingin mendengar berita yang tepercaya. Ia juga mau mengajar
murid-muridnya agar berani mengenal siapa tokoh Yesus itu sesungguhnya
dengan menemuinya sendiri.
Termasuk tindakan beriman usaha mengerti mana
tanda-tanda yang bisa membuat orang percaya. Percaya dan beriman itu
seperti semua tindakan manusia, bisa dan butuh dipertanggungjawabkan.
Iman bukan hanya perasaan mantap sehidup semati saja. Malah rasa mantap
seperti itu bakal kurang berdaya menghadapi pelbagai tantangan baru.
Yohanes sebetulnya menghadapi masalah “teologi
dasar” seperti itu. Di hati dan dalam niatan ia percaya bahwa ada yang
bakal datang mengutuhkan warta Kerajaan Surga. Tapi siapakah dia itu
dalam kenyataannya? Orang yang dikabarkan di mana-mana mengerjakan
perkara-perkara ajaib itukah? Bila betul, bagaimana penjelasannya? Apa
ada kelanjutan dengan cara-cara Yang Ilahi mewahyukan kehendak-Nya dan
memperkenalkan diri dulu? Apa betul-betul dapat diterima manusia. Atau
tokoh yang sekarang populer itu cuma mau memanfaatkan gairah orang
banyak melihat hal-hal yang mengguncang batin tapi tidak membawa ke
pengalaman yang lebih utuh? Apa ia membantu orang menjadi makin mandiri
batinnya atau malah membuat mereka menjadi permainan dorongan-dorongan
rohani yang tak berujung pangkal?
Kebutuhan mempertanggungjawabkan terasa mendesak
karena pada waktu itu warta yang dibawakan Yohanes dan pengajaran yang
diberikan Yesus sering dipertanyakan dan bahkan ditolak. Dalam Mat
11:16-19, yang menjadi konteks bacaan hari ini, disebutkan, ada
orang-orang yang menganggap Yohanes kerasukan setan karena menjalankan
laku tapa keras, malah ada yang tidak menggubris Yesus walaupun ia tidak
seperti pertapa hidupnya. Bahkan kebaikannya kepada para pemungut pajak
dan pendosa dijadikan bahan cibiran. Memang sepanjang Mat 11-12
digambarkan sikap orang-orang yang tidak mau menerima warta Yohanes dan
kehadiran Yesus sendiri.
TANDA-TANDA KEDATANGAN TUHAN
Yesus meminta agar murid-murid Yohanes melaporkan
kepada guru mereka apa yang mereka lihat dan dengar, yakni orang buta
melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta sembuh, orang tuli
mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin dibawakan
berita gembira. Kesembuhan ajaib itu diceritakan dalam Mat 8-9: tentang
orang buta, lihat 9:27 dst.; orang lumpuh 8:5 dst. dan 9:1 dst.; orang
kusta 8:1 dst.; orang tuli 9:32 dst.; orang mati 9:18 dst.
Peristiwa-peristiwa ini memenuhi warta Yes 35:5-6: “Pada waktu itu mata
orang-orang buta akan bisa melihat dan telinga orang-orang tuli akan
bisa mendengar. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa,
dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai….” Pewartaan kabar gembira
kepada kaum miskin membuat Yesus serasa memenuhi yang sudah dikatakan
dalam Yes 61:1, “Roh Tuhan ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi
aku. Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar gembira kepada
orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan….” Pendengar diminta
menyimak kembali pewahyuan ilahi yang sudah sering didengar dan mencoba
melihat kenyataannya sekarang. Penyembuhan dan kabar gembira kepada
orang-orang yang sengsara tadi membuat kedatangan Yesus semakin dapat
dipertanggungjawabkan, semakin “accountable”.
Pada akhir jawabannya, Yesus menyebut berbahagia
orang “yang tidak menolaknya”, ungkapan aslinya, “yang tidak tersandung
karena aku”. Orang yang bisa menerima warta Yesus tanpa merasa
tersinggung dan menyambutnya dengan merdeka boleh merasa bahagia. Mereka
ini menerima Kerajaan Surga (bdk. Mat 5:3 dst. – Sabda Bahagia).
Begitulah kebahagiaan tercapai dengan mencari tahu bagaimana dan dengan
cara apa kedatangannya menjadi semakin bermakna dan semakin bisa
dinikmati orang zaman ini. Menayangkan Yesus sebagai tokoh yang
ekslusivist rasanya sudah bukan zamannya lagi, di mana saja. Tetapi
memperkenalkannya sebagai sosok yang bisa menghadirkan keilahian yang
penuh pengertian membuat pewarta iman makin bisa disebut berbahagia.
YOHANES PEMBAPTIS
Setelah murid-murid Yohanes pergi, Yesus mulai
berbicara mengenai Yohanes. Dikatakannya bahwa orang-orang datang kepada
tokoh itu karena ia tidak seperti “buluh digoyang angin” (ay. 7),
sebuah ibarat yang mirip ungkapan Indonesia “seperti air di daun talas”.
Mereka datang untuk berguru kepada orang yang wataknya kuat, kepada
orang yang berprinsip, berkepribadian. Itulah Yohanes Pembaptis.
Ditambahkan bahwa mereka tentunya tidak ke tempat
sepi untuk menemui orang yang “berpakaian halus” (ay. 8-9). Mereka
datang mendengarkan seorang nabi yang menyampaikan sabda Tuhan. Yohanes
digambarkan memakai pakaian kasar dari bulu unta dan berikat pinggang
kulit (Mat 3:4) seperti nabi zaman dulu (bdk. pakaian nabi Elia dalam 2
Raj 1:8)! Juga di zaman sekarang orang masih suka mendengar tokoh yang
berintegritas kenabian tetapi yang tidak memaksa-maksakan penghayatan
sendiri.
Siapakah yang dimaksud dengan “yang terkecil
dalam Kerajaan Surga” yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, yang
hingga kini tak ada yang melebihinya? Bila diingat kata-kata Yohanes
Pembaptis sendiri, maka jelas yang dimaksud ialah Yesus. Dalam Mat 3:11
Yohanes menegaskan, akan datang yang lebih berkuasa dari padanya dan dia
ini akan membaptis dengan Roh dan api. Tapi kemudian bagaimana bisa
dijelaskan bahwa menurut Mat 11:11 Yesus itu “terkecil” dalam Kerajaan
Surga? Gagasan paling kecil bisa dikenakan kepada orang yang ditugasi
melayani orang lain. Dan dalam Mat 20:28 Yesus menerapkan gagasan
melayani tadi kepada dirinya sendiri. Ia datang bukan untuk dilayani
melainkan untuk melayani. Untuk membuat Yang Ilahi mendekat kepada
manusia. Itulah kebesarannya.
Seandainya hari ini kita bertanya kepada Yesus, “Engkaukah dia yang bakal datang?”, jawabannya akan sama. Ia akan mengajak kita memahami karya ilahi yang masih tetap berlangsung di antara kita di dunia ini kendati sering masih terselubung. Itulah jalan mengenalinya. Lalu, apa kita bisa mengharapkan diri kita juga akan dibicarakan oleh Yesus dengan para penghuni surga – seperti dulu ketika ia berbicara tentang Yohanes kepada orang banyak? Matt mengangguk penuh pengertian. Kita boleh merasa beruntung disertai Matt dalam Masa Adven ini.
Salam hangat,
A. Gianto
0 comments:
Post a Comment