Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, December 31, 2016

Natalan


Hari itu adalah Hari Natal 25 Desember 2016. Rm. Harto sudah sejak sekitar jam 10.00 pagi dijemput anak-anak muda anggota San Eugidio untuk Natalan bersama. Menurut Rm. Tri Hartono beliau pulang ke Domus sudah jam 15.00. "Rama Harto gak enak badan" kata Mbak Tari kepada Rm. Bambang pada jam 16.30. Rm. Bambang sudah siap keluar bersama. Beberapa hari sebelumnya di kamar makan telah terjadi kesepakatan antara Rm. Harto, Rm. Yadi, Rm. Tri Hartono dan Rm. Bambang. Mereka sepakat makan di luar. Selain karena yang bergiliran masak sudah pamit akan pergi ke luar Jawa, hal itu juga dapat menjadi kesempatan untuk merasakan nikmat jasmaniah di Hari Natal. Bu Rini siap untuk menyopiri granmax, mobil Domus Pacis. Rm. Bambang dalam pembicaraan kesepakatan mengatakan "Njing jajan nedha sareng teng restoran kulon kretek Gondolayu" (Besok kita makan bersama di restoran sebelah barat jembatan Gondolayu). Rm. Bambang menunjuk tempat itu, karena pada tahun 2015 Komunitas Rama Domus pernah keluar bersama untuk makan siang di luar. Pada waktu itu Rm. Harto mengajak ke restoran itu tetapi meski sudah jam 11.30 belum melayani pembeli.

"Rama Yadi pun kundur?" (Apakah Rm. Yadi sudah datang?) tanya Rm. Bambang kepada Mbak Tari yang mendapatkan jawaban "Sampun, nanging lajeng kancingan sare" (Sudah, tetapi kemudian tutup pintu dan dikunci untuk tidur). Rm. Bambang minta Mbak Tari untuk memberi tahu Rm. Yadi bahwa akan pergi makan di luar. Tetapi, sesudah kembali dari kamar Rm. Yadi, Mbak Tari berkata "Kula dhodhog mboten wungu" (Pintu sudah saya ketuk-ketuk, tetapi beliau tidak terbangun). Rm. Bambang yakin bahwa Rm. Yadi kecapekan baru pulang dari membantu Misa Natal di Wonosari. Ketika itu Rm. Tri Hartono sudah siap dan Bu Rini juga siaga dengan kunci mobil. "Rama Harto disuwuni pirsa. Melu ora?" (Rm. Harto ditanya akan ikut atau tidak) Rm. Bambang meminta Mbak Tari menanyai Rm. Harto. Mbak Tari kembali ke kamar Rm. Bambang dan kemudian ke Rm. Bambang lagi membawa jawaban sambil tersenyum "Tumuuuuut" (Akan ikuuuut). Maka Mbak Tari pun segera berbenah pakaian untuk melayani Rm. Harto dengan kursi roda serta membopongnya untuk naik dan turun mobil. Ketika menghadapi menu-menu yang dipesan, tampaknya Rm. Harto memang gembira dan amat ceria sekali.

0 comments:

Post a Comment