Senin, 02 Januari 2017
Peringatan Wajib
St. Basilius Agung & Gregorius dr Nazianze
warna liturgi
Putih
Bacaan
1Yoh. 2:22-28;
Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Yoh. 1:19-28. BcO Kol 2:16-2:3
Yohanes
1:19-28:
19 Dan inilah
kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan
orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?" 20
Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." 21 Lalu
mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan
ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?"
Dan ia menjawab: "Bukan!" 22 Maka kata mereka kepadanya:
"Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus
kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" 23 Jawabnya: "Akulah
suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti
yang telah dikatakan nabi Yesaya." 24 Dan di antara orang-orang yang
diutus itu ada beberapa orang Farisi. 25 Mereka bertanya kepadanya, katanya:
"Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan
bukan nabi yang akan datang?" 26 Yohanes menjawab mereka, katanya:
"Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang
tidak kamu kenal, 27 yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali
kasut-Nyapun aku tidak layak." 28 Hal itu terjadi di Betania yang di
seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis.
Renungan:
Dalam beberapa
kesempatan kita menemui orang-orang yang merasa menguasai lingkungan
pekerjaannya. Ia merasa tahu seluk beluk pekerjaan. Ia merasa dekat dengan
pimpinan. Ia merasa mengerti semua yang terjadi. Perasaan-perasaan itu
membuatnya menjadi superior, bahkan dengan pimpinannya pun ia malah merasa
lebih tahu. Orang seperti ini tentu akan meresahkan semua orang di lingkungan
kerjanya.
Yohanes Pemandi
adalah orang yang sadar siapa dirinya dan apa perannya bagi dunia sekitarnya.
Ia merasa hanyalah sebagai penyiap bagi kehadiran yang lebih besar darinya.
Walau mungkin ia mengambil peran itu ia tidak melakukannya. "Aku membaptis
dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu
Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak
layak" (Yoh 1:26-27).
Kiranya kita bisa
belajar dari Yohanes. Tidak perlu kita mengakui kebesaran diri yang melebihi
kenyataannya. Kita perlu sadar batas-batas peran yang kita miliki dan mengakui
mereka yang lebih tinggi dari kita. Kesadaran akan peran ini malah akan jauh
memuliakan daripada sok berkuasa.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu
sejenak. Lihatlah peranmu di lingkungan sekitarmu. Hayati dirimu sesuai dengan
peranmu tanpa harus melonjak.
Refleksi:
Bagaiman
menghidupi dan menghayati peran kita?
Doa:
Tuhan terima kasih
atas contoh Yohanes Pembaptis. Semoga aku juga sadar akan peranku dan tidak
jatuh pada keinginan untuk berkuasa. Amin.
Perutusan:
Aku akan hidup
selaras dengan peranku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment