Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, January 30, 2017

Sabda Hidup


Selasa, 31 Januari 2017
Peringatan Wajib St. Yohanes Bosko
warna liturgi Putih 
Bacaan
Ibr. 12: 1-4; Mzm. 22:26b-27,28,30,31-32; Mrk. 5:21-43;BcORm 13:1-14

Markus 5:21-43:
21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, 22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya 23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." 24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. 25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. 26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. 27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. 28 Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." 29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. 30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" 31 Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" 32 Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. 33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. 34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" 35 Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" 36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" 37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. 38 Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. 39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" 40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. 41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" 42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. 43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.

Renungan:
Keyakinan seseorang seringkali membuat kita yang melihat terheran-heran. Ada orang yang begitu yakin doa di tempat tertentu pasti akan mendapatkan berkat. Permohonannya dikabulkan. Kesehatannya dipulihkan. Rejekinya dilancarkan. Kondisi cuaca kayak apa pun tidak menghalangi orang tersebut untuk berangkat ke tempat doanya itu.
Pemimpin ibadat Yairus dan perempuan yang terkena pendarahan mendengar berita tentang Yesus. Mereka percaya Yesus mampu menolong mereka. Maka tanpa rasa malu mereka pun tersungkur di hadapan Yesus dan memohon pertolongan-Nya. Iman mereka disambut oleh Yesus. Apa yang mereka inginkan pun mereka dapatkan.
Memang ada tempat-tempat yang membuat kita merasa nyaman dan pas untuk berdoa. Ada yang merasa pas berdoa di depan tabernakel, patung hati kudus Yesus, patung Maria, atau pun kamar. Kenyamanan itu membantu kita mudah berfokus dalam doa. Kiranya kita pun layak menemukan tempat dan suasana yang pas bagi kita untuk berdoa. Di sana kita akan terbantu bertemu dengan Tuhan. Tuhan pun akan mendengarkan dan menyatukan doa kita dengan kehendak-Nya.

Kontemplasi:
Carilah tempat yang nyaman bagimu untuk berdoa. Pejamkan matamu sejenak. Hadir dan sampaikan kemauanmu. Dengarkan jawaban Tuhan.


Refleksi:
Di mana tempat doa yang nyaman bagimu, mengapa?

Doa:
Tuhan aku percaya di dalam nama-Mu ada kuasa menyelamatkan. Kepada-Mu aku mengandalkan hidupku. Amin.

Perutusan:
Aku bersungkur di kaki Tuhan dan percaya akan karya-Nya. -nasp-

0 comments:

Post a Comment