Senin, 16 Januari 2017
Berardus
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Ibr. 5:1-10; Mzm.
110:1,2,3,4; Mrk. 2:18-22. BcO Rm 5:1-11
Markas
2:18-22:
18 Pada suatu
kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa,
datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid
Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu
tidak?" 19 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat
mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai
itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. 20 Tetapi waktunya akan datang
mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. 21
Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua,
karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik
yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. 22 Demikian juga tidak seorangpun
mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika
demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan
kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan
dalam kantong yang baru pula."
Renungan:
Apa yang
terpikirkan kala harus berpindah tugas? Selain memikirkan tempat karya baru,
kita juga mulai mesti mengikhlaskan karya yang telah kita kembangkan
sebelumnya. Kita tidak perlu terlalu berharap kalau karya kita tersebut akan
dilanjutkan oleh pengganti kita. Mereka pasti mempunyai kebijakan dan
pilihannya. Namun kita perlu mempelajari apa yang telah dibuat oleh pendahulu
kita supaya kita menjaga kesinambungannya.
Anggur yang baru
disimpan dalam kantong yang baru. Kalau memakai kantong lama maka akan koyak
kantong yang lama. "Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang
baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan
mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya
terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru
pula" (Mrk 2:22).
Memang kita mesti
siap apa yang telah kita usahakan tidak akan diteruskan pengganti kita. Namun
kiranya kita sendiri perlu menghargai apa yang telah dikerjakan para pendahulu
kita. Memang tidak mungkin melanjutkan karyanya secara persis sama. Ada cara
dan metode yang mungkin berbeda dengan pendahulu kita namun kita tidak serta
merta mengganti semua yang telah dimulai.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
meninggalkan karya lama menuju karya baru.
Refleksi:
Bagaimana
menjalankan karya yang telah dimulai pendahulu kita?
Doa:
Tuhan, semoga aku
bisa melanjutkan karya yang kuteruskan. Walau tentu dengan cara baru aku tidak
akan menggantikan begitu saja karya pendahuluku. Amin.
Perutusan:
Aku akan
meneruskan estafet karya selaras dengan cara dan kemampuan yang kumiliki. -nasp-
0 comments:
Post a Comment