Wednesday, January 18, 2017
Rumah Tua Rama Praja
Keuskupan Agung Semarang sungguh memperhatikan para rama praja yang masuk usia tua bahkan lansia. Perhatian ini tentu juga terarah kepada para rama praja yang karena kondisinya mendapatkan pembebasan dari penugasan resmi Keuskupan. Hingga kini ada dua rumah yang disediakan, yaitu Wisma Domus Pacis Puren dan Wisma Petrus Kentungan. Domus Pacis hingga kini memiliki 9 kamar yang bisa ditempati. Sebenarnya ada 10 kamar tetapi sampai saat ini salah satu kamar dipakai untuk kapel. Maka saat ini Domus sedang membangun kapel untuk mengembalikan yang dipakai sebagai kapel ke fungsi semula sebagai kamar. Saat ini ada 8 orang rama yang menjadi penghuni Domus Pacis. Padahal Rm. Hadi, Minister Domus, tampaknya juga menghedaki kadang-kadang tidur di Domus Pacis. Sementara itu, katanya, Wisma Petrus Kentungan hanya ada 4 kamar dan kini sudah penuh.
Berbicara tentang para rama praja Keuskupan Agung Semarang yang berjumlah 200an orang, karena banyaknya kini ada beberapa pengelompokan: Yunior, Medior, Senior (usia tahbisan 26 tahun hingga usia umur 69 tahun), dan Adi Yuswa (usia umur 70 tahun ke atas). Di samping yang karena kondisinya bebas dinas resmi, yang berusia 70 tahun keatas sudah banyak. Mengingat semua ini, maka layaklah kalau kini ada panitia khusus yang terdiri dari beberapa rama yang ditugasi untuk merancang dan membangun rumah tua baru di Kentungan. Rm. Bismoko dari Kentungan menjadi salah satu di antaranya. Selain mengadakan surve ke banyak tempat yang dilakukan oleh para anggota panitia, Rm. Bismoko juga datang khusus ke Domus Pacis pada tanggal 16 Januari 2017.
Di dalam kamar Rm. Bambang pada sekitar jam 10.50, beliau dan Rm. Agoeng beserta Rm. Bambang berbicara tentang bangunan fisik Domus Pacis. "Domus Pacis ki biyen pancen wis dibangun kanggo kepentingan rama-rama tuwa" (Sejak awal Domus Pacis memang dibangun untuk kebutuhan para rama tua) kata Rm. Agoeng kepada Rm. Bismoko sambil menunjuk beberapa fasilitas yang menempel pada bangunan. Rm. Bambang juga mengajak Rm. Bismoko melihat ruang kamar mandi dan WC yang berukuran 3X3M. Sesudah makan siang pembicaraan diteruskan dengan hal-hal yang dialami yang dapat menghidupkan suasana para rama di Domus Pacis. Upaya menghidupkan hubungan komuniter dan mengembangkan Domus menjadi bagian riil Gereja menjadi pembicaraan hangat. Dalam hal ini pentingnya komposisi kondisi penghuni dan peran sentral seorang Minister untuk menganimasi penghuni dan jadi simpul jaringan hubungan dengan umat juga dibicarakan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment