Rabu, 04 Januari 2017
Elisabeth Ana
Bayley Seton, Angela dari Foligno
warna liturgi
Putih
Bacaan
1Yoh. 3:7-10;
Mzm. 98:1,7-8,9; Yoh. 1:35-42. BcO Kol 3:17-4:1
Yohanes
1:35-42:
35 Pada keesokan
harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. 36 Dan ketika
ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" 37 Kedua
murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut
Yesus. 38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut
Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka
kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" 39 Ia
berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun
datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama
dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. 40 Salah seorang dari keduanya
yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara
Simon Petrus. 41 Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia
berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." 42
Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau
Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."
Dalam masa
kampanye ini para calon kepala daerah rajin mendatangi warga. Mereka blusukan
dari satu gang ke gang lain, dari satu RT ke RT lain. Tempat-tempat yang kumuh
pun mereka datangi. Gerakan dan tradisi yang ada mereka ikuti. Mereka menjadi
orang yang serba tahu adat tradisi masyarakat, orang yang prihatin dengan
kondisi warga dll. Mereka menawarkan diri dengan mendekati warga.
Yesus mengawali
karya-Nya juga dengan berjalan keliling. Yohanes yang melihat menunjukkan
kepada murid-muridnya bahwa Yesuslah yang dinanti-nantikan umat Israel. Para
murid pun mendekati Yesus dan ingin mengenal-Nya secara lebih dalam. Yesus pun
menyambut keinginan mereka.
Memang mendatangi
warga merupakan cara yang efektif untuk memperkenalkan diri. Namun kiranya
tidak perlu terlalu over akting. Hadir saja tanpa perlu sok peduli padahal tidak
pernah peduli, sok ikut tradisi padahal sudah biasa hidup dengan budaya yang
lain. Kepedulian dan pengenalan kita akan tampak dalam kehidupan sehari-hari.
Yang dibuat-buat kelihatan dan tampak wagu. Hanya mereka yang mau dibeli yang
bisa ditipu. Maka mari kita teliti sungguh kehadiran mereka tanpa mengorbankan
suara kita demi uang 50rb atau 100rb.
Kontemplasi:
Bayangkan calon
pemimpinmu yang sedang blusukan. Amati apakah mereka hadir dengan jujur atau
hanya akting.
Refleksi:
Bagaimana
mengenali orang yang tampil apa adanya dan akting?
Doa:
Tuhan kami
percaya Engkau akan mengirim pemimpin yang baik. Semoga aku mampu melihat dan
memilih pemimpin yang sungguh baik. Amin.
Perutusan:
Aku akan waspada dan
menjaga hak memilihku dan mampu memilih yang terbaik. -nasp-
0 comments:
Post a Comment