Tuesday, January 10, 2017
Nyanyi Medley
Ketika pulang dari memimpin misa arwah pada Sabtu 7 Januari 2017 sekitar jam 20.00, Rm. Bambang melihat ada banyak sekali mobil terparkir sepanjang Gang Lada, jalan di depan Domus Pacis depan gedung Gereja Pringwulung. Bahkan ada pula beberapa yang berjejer di pojok halaman depan gedung Gereja. Rm. Bambang dengan motor roda tiganya dari Selokan Mataram masuk melewati Gang Lada pelan-pelan sambil melihat yang terjadi di Ruang Barnabas, tempat serbaguna Domus Pacis. "Misane durung rampung" (Misa belum selesai) katanya dalam hati. Beberapa rama berjajar menjadi selebran misa. Tamu yang menjadi peserta ada banyak, karena Rm. Bambang tahu semua 225 kursi Domus ditata. Sementara para rama duduk dengan kursi kayu. Di deretan belakang ada yang duduk dengan kursi roda. "Rama Harto pa, ya?" (Apakah itu Rm. Harto?) hati Rm. Bambang bertanya. Alunan lagu Bapa Kami terdengar.
Sesudah masuk lewat pintu ruang tamu dan mencopot mantol, karena habis melewati hujan deras serta meletakkan barang bawaan di kamarnya, Rm. Bambang keluar lewat pintu belakang. Dia melihat saat komuni baru saja selesai dan kemudian diteruskan dengan pidato-pidato. Misa itu ditutup dengan berkat. Ternyata ada 8 orang rama SVD yang memimpin. Selebran utama adalah Rm. Bawa, SVD. Beliau adalah putra almarhum Bapak Yohanes Rahardjo Istijono yang saat itu diperingati untuk seribu hari dipanggil Tuhan. Keluarga menyelenggarakan peringatan ini di Ruang Barnabas Domus Pacis yang memang disediakan untuk dipinjam oleh umat dan atau tetangga. Para rama Domus Pacis juga termasuk yang mendapat undangan. Tetapi yang ikut datang menjadi peserta misa adalah Rm. Harto, yang ternyata duduk di barisan depan, Rm. Tri Hartono dan Rm. Yadi, yang ternyata ada di barisan belakang.
Konsumsi malam itu memakai catering yang sudah biasa melayani kepentingan Komunitas Rama Domus Pacis. Di kala sajian konsumsi berjalan, rombongan tamu dari Jakarta mengisi paduan kor lagu-lagu rohani. Pada waktu itu ternyata ada 2 keyboard dengan 2 orang player. Yang satu adalah pengiring kor Lingkungan Fransiskus Asisi Puren, yang mengiringi misa. Dan yang satu lainnya mungkin didatangkan khusus untuk mengiringi tampilan-tampilan spontan. Ketika beberapa lagu sudah dilantunkan, ada warga Lingkungan yang berseru "Rama Bambang, nyanyi!". Terhadap seruan itu Rm. Bambang, yang memang sudah duduk bergabung dengan kelompok kor Puren, berkata "Nek entuk ndhangdut ya gelem" (Aku mau asal boleh yang berirama dhang dhut). Ternyata player khusus segera memainkan musik irama dhang dhut. Rm. Bambang pun melantunkan lagu Mengapa, ciptaan Koes Plus, dan Melati Dari Jaya Giri, milik Bimbo. "Wau dalu njenengan nyanyi metle, nggih" (Tadi malam Anda menyanyikan dengan medley, ya) kata Rm. Harto ketika makan pagi keesokan harinya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment