Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, January 10, 2017

Sabda Hidup


Rabu, 11 Januari 2017
Hari Biasa
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Ibr. 2:14-18; Mzm. 105:1-2, 3-4, 6-7, 8-9; Mrk. 1:29-39. BcO Rm 2:1-16

Markus 1:29-39:
29 Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. 30 Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. 31 Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. 32 Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. 33 Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. 34 Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. 35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. 36 Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; 37 waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." 38 Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." 39 Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.

Renungan:
Sering kita temui seorang ibu melayani para tamu yang datang di rumahnya. Walau sakit sekalipun mereka akan bangkit dan membuatkan minuman bagi para tamunya. Kadang-kadang pelipis mereka masih menempel koyok sekalipun mereka tetap berusaha melayani. Semangat mereka untuk memberikan yang terbaik mengalahkan rasa sakit yang mereka alami.
Ibu Petrus mendapat kunjungan dari Yesus. Waktu itu ia lagi sakit demam. Setelah dipegang Yesus ia pun sembuh. Segera sesudah itu ia pun bangkit dan melayani Yesus. "Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka" (Mrk 1:31).
Kita layak bersyukur mempunyai perempuan-perempuan yang selalu siap siaga melayani. Mereka selalu ingin memberikan yang terbaik. Rasa sakit tidak menghalanginya untuk memberikan yang terbaik. Semoga semangat ini menular dalam kehidupan kita. Selalu memberikan yang terbaik dalam kondisi apapun. Kita tidak gampang menyerah pada kondisi kita. Kita atasi kondisi kita dengan semangat memberikan yang terbaik.

Kontemplasi:
Bayangkanlah perempuan-perempuan yang ada di sekitarmu. Hadirkan kesiapsediaan mereka untuk memberikan yang terbaik.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu memberikan pelayanan kala badanmu sedang tidak enak/sakit?

Doa:
Tuhan semoga aku mempunyai semangat untuk selalu memberikan yang terbaik. Semoga aku tidak menyerah dengan keadaan fisikku. Amin.

Perutusan:
Aku akan berusaha memberikan yang terbaik dalam hidupku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment