Santo Antonius, Abas
Selasa, 17 Januari 2017
Markus 2:23-28
2:23 Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan
di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.
2:24 Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya:
"Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari
Sabat?"
2:25 Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah
kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya
kekurangan dan kelaparan,
2:26 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu
Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu--yang tidak
boleh dimakan kecuali oleh imam-imam--dan memberinya juga kepada
pengikut-pengikutnya?”
2:27 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat
diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,
2:28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari
Sabat."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, beragama biasa dijadikan konsekuensi orang ber-Tuhan. Yang percaya akan Tuhan akan memeluk agama tertentu.
- Tampaknya, ada gambaran bahwa orang sungguh ber-Tuhan akan taat pada apapun yang ada dalam agama. Orang ber-Tuhan ada di bawah tata aturan agama.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul mesra dengan kedalaman batin, segede dan sedalam apapun wibawa agama terhadap umat, bagaimanapun juga keberadaan agama bukan untuk diabdi oleh manusia tetapi untuk kepentingan kebaikan orang pada umumnya baik secarabersama maupun secara perorangan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghayati hidup keagamaan sesuai dengan realita yang dihadapi dan disandang.
Ah, ketaatan pada apapun yang
dalam agama itulah yang menjamin ketentraman.
0 comments:
Post a Comment