Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, January 12, 2017

Sabda Hidup



Jumat, 13 Januari 2017
Hilarius
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Ibr. 4:1-5,11; Mzm. 78:3,4bc,6c-7,8; Mrk. 2:1-12. BcO Rm 3:1-20

Markus 2:1-12:
1 Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. 2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, 3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. 4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. 5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" 6 Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: 7 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" 8 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? 9 Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? 10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" ?berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?: 11 "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" 12 Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."

Renungan:
Dalam beberapa kesempatan kita bisa menyaksikan bagaimana orang-orang di kampung merelakan waktu, tenaga dan kendaraannya untuk menolong tetangga yang membutuhkan. Kalau ada tetangga yang sakit mereka merelakan kendaraannya untuk membawa ke rumah sakit. Mereka jarang menghitung biaya bensin maupun bersih-bersih mobil. Mereka sungguh rela memberikan pertolongan tersebut.
Karena belum ada mobil orang-orang pada jaman Yesus mengusung si sakit dengan tandu. Mereka menggunakan tandu membawa si sakit bertemu dengan Yesus agar disembuhkan. Semua itu dilakukan karena rasa kemanusiaan dengan sesama yang membutuhkan pertolongan.
Kisah-kisah manusiawi di atas menjadi oase di dunia yang penuh dengan dorongan tuntut menuntut. Di tengah orang yang hanya mementingkan kepentingan diri dan golongannya, kita masih menemukan sikap kemanusiaan yang menjunjung kehidupan sosial kebersamaan. Orang-orang ini adalah orang-orang yang hidup bersaudara tanpa memperhatikan perbedaan SARA. Sesamanya adalah mereka yang membutuhkan pertolongan.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Bayangkan kisah dalam Injil Mrk. 2:1-12. Bandingkan dengan pengalamanmu.

Refleksi:
Bagaimana menjaga semangat bersaudara dengan sesama yang membutuhkan?

Doa:
Tuhan hidupkanlah semangat persaudaraan umat-Mu. Semoga mereka mempunyai kerelaan untuk membantu yang membutuhkan. Amin.

Perutusan:
Aku akan membantu saudaraku yang membutuhkan pertolonganku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment