Sabtu, 7 Januari 2017
Yohanes 2:1-12
2:1. Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di
Galilea, dan ibu Yesus ada di situ;
2:2 Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke
perkawinan itu.
2:3 Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata
kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur."
2:4 Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari
pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."
2:5 Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan:
"Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
2:6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk
pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu:
"Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun
mengisinya sampai penuh.
2:8 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang
cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu merekapun membawanya.
2:9 Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang
telah menjadi anggur itu--dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi
pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya--ia memanggil mempelai
laki-laki,
2:10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang
menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah
yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai
sekarang."
2:11 Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai
yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan
kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
2:12. Sesudah
itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama dengan ibu-Nya dan
saudara-saudara-Nya dan murid-murid-Nya, dan mereka tinggal di situ hanya
beberapa hari saja.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, dalam hidup beragama biasa ada kisah peristiwa yang disebut mukjizat. Pada umumnya mukjizat dianggap sebagai peristiwa spektakuler yang menghadirkan pertolongan di kala orang mengalami kebingungan bahkan tanpa harapan dalam hidup.
- Tampaknya, tidak sedikit orang beragama menjalani doa dan tindakan prihatin ketika amat mengalami penderitaan. Dengan doa dan ibadat khusus orang mengharapkan mukjizat.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, kesejatian mukjizat bukanlah peristiwa tiba-tiba yang spektakuler yang menjadi kejutan fenomenal tetapi merupakan aliran dari kenyataan penghayatan hidup biasa sehari-hari yang terus tumbuh dan berkembang sehingga pada saat-saat khusus menghadirkan hasil daya yang amat mengagumkan karena sungguh menjadi kebaikan bagi banyak orang. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan amat menghargai yang biasa ada dalam hidup sehari-hari karena justru pada yang biasa orang mengalami yang luar biasa.
Ah, mukjizat itu nyata dan
selalu spektakuler.
0 comments:
Post a Comment