Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, January 14, 2017

Wilayah Maria Ratu Rosari


Ruang Barnabas di Domus Pacis pada sore itu, Minggu 8 Januari2017, memiliki nuansa khusus. Kalau biasanya, terutama pada Minggu Pertama bulan Maret hingga November, berwarna ketuaan bahkan kelansiaan, sore itu penuh model anak dan kaum muda. Kelompok anak dengan topi sinterklas duduk pada kursi-kursi bagian barat lajur utara. Kursi-kursi sebanyak lebih dari 150 buah memang diduduki oleh mayoritas ibu-ibu dan bapak-bapak. Akan tetapi tampak ada kelompok muda yang setiap kali berbicara secara serius. Kemudian 2 orang muda Katolik tampil menjadi MC. Kedua orang MC itu memaparkan acara-acara yang akan dilalui bersama. Sebagai acara pertama MC mempersilakan Ketua Wilayah untuk menyampaikan sambutan. Bapak Ketua Lingkungan ini mengungkapkan kegembiraannya karena kerja OMK (Orang Muda Katolik) yang bertindak sebagai panitia. Selain itu Ketua Wilayah juga amat gembira karena amat banyak umat yang hadir. Terhadap banyaknya umat yang hadir, Rm. Bambang juga memahami. Ketika Ketua Wilayah menjumpainya untuk pertama kali, beliau mengatakan bahwa peserta paling ada sekitar 50 orang. Oleh karena itu pada rencana pertama, acara ini akan terjadi di ruang dalam duduk dengan tikar. Tetapi dalam perkembangan, beliau bilang ada 125 orang pendaftar sehingga harus memakai Ruang Barnabas. Tampaknya acara ini memang menarik hati umat Wilayah Santa Maria Ratu Rosari, Paroki Mlati, sehingga pada hari pelaksanaan yang datang lebih dari 150 orang.

Yang terjadi adalah Natalan Bersama Wilayah Santa Maria Rosari, Paroki Mlati, yang terdiri dari 3 Lingkungan. Keseriusan kaum muda sebagai panitia juga dinyatakan dengan pembuatan baner yang menjadi latar dekorasi. Mereka memilih pelaksanaan di Domus Pacis karena mau melaksanakan hasil sarasehan masa Adven 2016 untuk memperhatikan kaum difabel. Mayoritas penghuni Domus Pacis memang terdiri dari para rama difabel karena kondisi fisiknya. Acara inti adalah Misa yang dipimpin oleh Rm. Bambang. Anak-anak yang memakai topi Sinterklas adalah kelompok kor. Mereka menyanyikan lagu-lagu dengan semangat. Petugas-petugas Liturgi lainnya dilakukan oleh kaum muda. Karena anak dan kaum muda menjadi warna perayaan, Rm. Bambang, yang biasanya mengutip ayat dengan kidung Macapat,  saat itu memantapkan isi khotbahnya dengan nyanyian anak disertai gerak.

Sesusai Misa para peserta menikmati konsumsi yang sudah dipersiapkan oleh panitia. Kemudian acara dilanjutkan dengan tampilan-tampilan atraksi dari anak dan kaum muda. Beberapa rama Domus pun tampil duduk berjajar di depan. Mereka adalah Rm. Harto, Rm. Tri Hartono, Rm. Tri Wahyono dan Rm. Bambang. Sesudah memperkenalkan satu persatu rama, atas permintaan MC Rm. Bambang mensharingkan pengalaman imamat terutama sebagai imam tua yang hidup di rumah tua. Ternyata setelah acara selesai, banyak yang masih tinggal dan omong-omong dengan rama-rama. Tidak sedikit yang ikut mengemasi kursi-kursi mengembalikan menjadi tumpukan-tumpukan seperti semula. Adapun relawan Domus yang hadir adalah Bu Rini dan suami-istri Handoko-Sri. Mereka mengurus soundsystem dan kebutuhan lain.

0 comments:

Post a Comment