Jumat, 06 Januari 2017
Didakus Yosef dr
Sadiz
warna liturgi
Putih
Bacaan
1Yoh. 5:5-13;
Mzm. 147:12-13,14-15.,19-20; Mrk. 1:7-11 atau Luk. 3:23-38. BcO Yes 42:1-9
Markus
1:7-11:
7 Inilah yang
diberitakannya: "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari
padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. 8 Aku
membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh
Kudus." 9 Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea,
dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. 10 Pada saat Ia keluar dari air,
Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. 11
Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi,
kepada-Mulah Aku berkenan."
Renungan:
Seorang pendatang
akan bisa bergaul dengan sesama warga kalau ia memasukkan diri dalam budaya dan
tradisi warga setempat. Sebaliknya ia akan terkucil atau merasa ditolak kalau
kala datang ia memaksakan warga lama menerima budaya dan kebiasaannya. Ia akan
semakin terasa aneh kalau ia mau mengubah budaya warga dengan budayanya.
Meyatukan diri dengan budaya yang ada akan membantunya beradaptasi dan membuat
warga pun nyaman menerimanya.
Yesus hadir kala
masyarakat menerima baptisan Yohanes. Mereka menerima itu sebagai tanda
pertobatan tersebut. Makin hari orang makin meyakini bahwa menerima pembaptisan
Yohanes menjadi sarana bagi mereka untuk memperoleh keselamatan. Maka
orang-orang pun datang kepada Yohanes dan memberi diri dibaptis. Yesus hadir
pada situasi seperti itu. Maka Yesus pun mengikuti tradisi warga yang saat itu
berkembang.
Maka kiranya
kalau kita mau diterima oleh warga di sekitar kita, kita pun perlu menyatu
dengan kehidupan warga. Kita tidak perlu hadir secara gagah sebagai pengubah
masyarakat. Bersama dan menyatu dengan mereka malah lebih memungkinkan kita
untuk mengubah kehidupan bersama menjadi lebih baik.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
tinggal di daerah baru.
Refleksi:
Bagaimana hadir
dalam suatu komunitas baru?
Doa:
Bapa terima kasih
atas perjumpaan-perjumpaan yang kami alami. Kami mampu saling belajar dari
perjumpaan-perjumpaan tersebut. Semoga semua orang pun mau memberi dan menerima
dalam perjumpaannya. Amin.
Perutusan:
Aku akan hadir
dalam sejarah dan budaya masyarakatku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment