Senin, 09 Januari 2017
Pesta Pembaptisan
Tuhan
warna liturgi
Putih
Bacaan
Yes. 42:1-4,6-7;
Mzm. 29:1a-2,3ac-4.3b,9b-10; Kis. 10:34-38; Mat. 3:13-17. BcO Yes 42:1-8;
48:1-9
Matius
3:13-17:
13 Maka datanglah
Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. 14 Tetapi
Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan
Engkau yang datang kepadaku?" 15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya:
"Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan
seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya. 16 Sesudah dibaptis,
Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia
melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, 17 lalu
terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang
Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Renungan:
Suatu kali
seorang imam bertemu dengan keluarga muda yang membawa anak kecilnya. Sang ibu
bercerita kalau anaknya belum dibaptis. Sang Rama pun menawarkan untuk ikut
acara baptisan bersama setiap bulannya. Namun sang ayah menjawab bahwa ia tidak
akan membaptiskan anaknya, biar nanti kalau sudah dewasa dia memilih sendiri.
Rama itu lalu bilang, "Sini anakmu kudoakan dulu." Tanya bapak itu,
"Untuk apa Rama?" "Supaya kalau tiba-tiba anakmu mati sudah ada
doa untuk dia," kata Rama itu. Bulan berikutnya sang bapak pun
mempermandikan anaknya.
Yesus meminta
Yohanes untuk mempermandikan-Nya. Awalnya Yohanes menolak dan malah ingin
supaya Yesus mempermandikannya. Namun kata Yesus, "Biarlah hal itu
terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah"
(Mat 3:15). Yesus minta untuk dipermandikan sebagai penggenapan kehendak Allah.
Hal itu mesti terjadi.
Membaptiskan anak
adalah penggenapan atas janji yang diucapkan kala seseorang menikah di Gereja.
Pembaptisan itu secara rohani menjadikan anak kita murid Kristus dan masuk
dalam persekutuan Gereja. Secara manusiawi rasanya baptisan anak-anak menjadi
kesempatan pendidikan iman orang tua dan Gereja pada anak-anak. Setiap orang
tua pasti ingin memberikan asupan yang baik kepada anaknya. Baptisan adalah
asupan iman.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu
sejenak. Bayangkan dirimu membawa anakmu ke depan altar untuk menerima
baptisan.
Refleksi:
Bagaimana
memberikan asupan iman kepada anak-anak kita?
Doa:
Tuhan semoga orang-orang
tidak mengabaikan pendidikan iman bagi anak-anak mereka. Semoga anak-anak
mereka terjamin pendidikan imannya dan mereka mampu bergaul dengan baik dengan
sesamanya. Amin.
Perutusan:
Aku akan
memberikan asupan iman yang baik bagi lingkungan keluargaku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment