diambil dari FB Komunitas 50+
Banyak orang memiliki anggapan yang negatif terhadap orang lanjut usia (lansia), terutama dari mereka yang usianya lebih muda. Padahal, semua orang akan dan pasti memasuki tahapan lansia, kecuali…..jika ia mati muda. Jika seseorang ketika masih lebih muda percaya dengan pandangan-pandangan negatif itu, maka ia pasti akan cemas dan ketakutan memasuki tahapan lansia. Ia takut hal-hal yang negatif itu akan terjadi pada dirinya. Meskipun ada juga lansia yang hidup dalam keadaan kurang menguntungkan (tidak produktif, bergantung pada orang lain, sakit-sakitan, kesepian, stress, lamban, pelupa, lambat belajar hal baru), jumlah mereka sedikit. Keadaan yang demikian juga bisa terjadi pada orang yang lebih muda. Jadi faktor penyebabnya bukan pada usia, tapi lebih pada sikap dan pandangan hidupnya. Mari kita simak ‘MITOS-MITOS’ tentang lansia dan ‘FAKTA’nya.
MITOS 1: Lansia adalah kelompok orang-orang yang tidak produktif, hanya duduk-duduk, nonton televisi dan tidur
FAKTA: Meski kebanyakan lansia tidak berstatus sebagai pekerja yang dibayar, sebagian besar masih aktif dalam berbagai kegiatan. Banyak yang bekerja dengan giat dan tulus tanpa mengharapkan imbalan materi. Sebagai ‘opa-oma’ yang membantu memperhatikan dan merawat cucu, sebagai pengurus RT/RW, sebagai relawan yang bekerja di komunitas keagamaan, sosial, dll.
MITOS 2: Kebanyakan lansia hidup susah dan miskin
FAKTA: Banyak lansia ketika masih lebih muda sudah pernah menikmati berbagai “keenakan” duniawi. Semakin bertambah usia umumnya manusia bertambah bijaksana. Mereka lebih bijak menggunakan uang, hanya membelanjakan uang untuk hal-hal yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan. Lansia cenderung hidup lebih sederhana, tapi bukan hidup dalam kemiskinan. Sebagian besar lansia memiliki rumah tinggal sendiri, bahkan banyak yang masih memberikan tumpangan kepada anaknya yang sudah bekerja.
MITOS 3: Lansia mengalami kesulitan belajar hal-hal baru
FAKTA: Gaya belajar dan kecepatan belajar bisa mengalami perubahan, tetapi lansia tetap memiliki kemampuan belajar hal-hal baru. Mooryati Soedibyo pada tahun 2007 meraih gelar doktor bidang ekonomi di UI pada usia 78 tahun. Hermain Tjiknang meraih gelar doktor bidang hukum di Unpad pada tahun 2014 di usia 91 tahun. Selama otak terpelihara kesehatannya dan masih memiliki keinginan untuk belajar, tidak ada kesulitan untuk mempelajari apa pun.
MITOS 4: Lansia harus mengurangi aktifitas fisik
FAKTA: Tidak ada batasan usia untuk kegiatan fisik. Kurang beraktifitas fisik malah akan melemahkan otot. Berolahraga secara teratur sangat diperlukan untuk memelihara kebugaran dan kekuatan tubuh. Joe Kamdani, 78 tahun, pendiri dan pemilik perusahaan Datascrip (peralatan kantor), tercatat sebagai peselancar, penyelam, penyusur gua dan pendaki gunung tertua di Indonesia. Johanna Quaas, wanita Jerman, pada usia 86 tahun masih mengikuti kejuaraan gymnastic. Yuichiro Miura, pada tahun 2013 mencapai puncak Everest di usia 80 tahun. Ayahnya, Keizo, dengan ski menuruni Mount Blanc (puncak tertinggi di Eropa Barat) pada usia….99 tahun ! Fauja Singh (pria Inggris kelahiran India) masih mampu mencapai finish dalam lomba lari maraton di Toronto-Kanada di tahun 2011 pada usia... 100 tahun (!).
MITOS 5: Lansia sakit-sakitan dan tulangnya rapuh
FAKTA: Penyakit dapat menyerang segala kelompok umur. Penyebab utama dari berbagai penyakit adalah gaya hidup dan pola makan. Ketika usia bertambah, resiko terkena osteoporosis (tulang rapuh) memang meningkat, namun dengan deteksi awal dan konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin D dan kalsium, serta berolahraga bisa mencegah kerapuhan tulang. Dengan melihat ketangguhan Joe Kamdani, Johanna Quaas, Yuichiro Miura, Keizo, Fauja Singh, masihkah percaya dengan mitos ini?
MITOS 6: Kebanyakan lansia tidak bisa mengurusi diri sendiri, dan menjalani masa tuanya di panti jompo
FAKTA: Hanya sedikit lansia yang tidak mampu mengurus dirinya sendiri, yang umumnya karena mereka menderita penyakit tertentu. Di AS, lebih dari 80% lansia diatas 70 tahun tetap sehat dan mampu mengurusi dirinya sendiri. Pada tahun 1999, hanya 3,4% lansia AS yang tinggal di panti jompo. Dengan jumlah lansia di Indonesia (usia 60 tahun keatas) saat ini sekitar 20 juta orang, hanya sedikit yang menjalani masa tuanya di panti jompo. Pada tahun 1999 di Indonesia hanya terdapat 157 panti jompo.
MITOS 7: Setiap orang ketika bertambah tua akan menjadi pikun
FAKTA: Pikun merupakan penyakit yang disebabkan adanya kerusakan pada otak. Pikun bukanlah takdir bagi setiap lansia. Penggunaan obat-obatan untuk jangka panjang juga bisa menjadi penyebab. Hanya 5-8% lansia berusia 65 tahun keatas di AS yang mengalami pikun, dan hanya 20-30% dari mereka yang berusia diatas 85 tahun memiliki gejala kepikunan. Aktif menggunakan otak bisa mencegah timbulnya pikun: belajar hal-hal baru, melakukan sesuatu dengan cara berbeda, bermain musik-games-catur, mengisi teka-teki silang, dll.
MITOS 8: Lansia hidup dalam kesepian dan mengalami depresi
FAKTA: Kesepian dan depresi bisa juga dialami orang muda. Di tengah kesibukan kantor, orang juga bisa mengalami kesepian. Banyak orang muda yang mengalami stress atau depresi karena beban pekerjaan, masalah keuangan dan keluarga. Lansia yang sudah pensiun tidak lagi mengalami beban pekerjaan. Di RT/RW, banyak lansia yang sering berkumpul mengisi waktu dengan berbagai kegiatan sosial yang tidak bisa dilakukan oleh warga yang masih sibuk dengan pekerjaan kantor. Sehari-hari kita juga banyak menyaksikan lansia yang berwajah ceria berjalan-jalan bersama keluarganya. (Ibu saya yang berusia 94 tahun, saat ini masih sehat jasmani dan mental, hidup bahagia di rumah kakak perempuan sulung saya, sering dikunjungi anak-anak yang lain, juga cucu-cucu dan cicit-cicitnya.)
Orang bijak mengatakan, sesungguhnya…..usia hanyalah angka, usia lanjut bukanlah penghalang untuk menjalani kehidupan. Sebaliknya, semakin bertambah umur, semakin bisa bersyukur dan semakin bisa menikmati kehidupan yang sesungguhnya (Jim M.)
0 comments:
Post a Comment