Kamis, 12 Mei 2016
Nereus &
Akhilleus, Pankrasius
warna liturgi
Putih
Bacaan
Kis. 22:30;
23:6-11; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; Yoh. 17:20-26. BcO Kis. 27:21-44
Yohanes
17:20-26:
20 Dan bukan
untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya
kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; 21 supaya mereka semua menjadi satu, sama
seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga
di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. 22
Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan
kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: 23 Aku di
dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar
dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi
mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. 24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di
manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang
telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah
Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia
dijadikan. 25 Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku
mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; 26
dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan
memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam
mereka dan Aku di dalam mereka."
Renungan:
Beberapa hari
yang lalu saya mengikuti kegiatan Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) di
Nias, Keuskupan Sibolga. Ada banyak kegiatan yang dilakukan. Lagu
"Yel-yel" PKSN pun selalu dikumandangkan. Para penampil pun
menampilkan tarian dan lagu yang indah. Namun sayang saya tidak tahu arti
bahasanya karena mereka banyak menggunakan bahasa daerah. Saya bisa menikmati
keindahan lagu-lagunya, tetapi tidak sempurna karena tidak tahu arti dari
syair-syair yang dikidungkan.
Bahasa menjadi
salah satu kunci agar kita bisa berkomunikasi dengan baik. Tuhan pun berkendak
menyapa umat manusia dengan bahasa manusia. Maka Ia pun mengutus PuteraNya ke
dunia. Namun ternyata bahasa sang Putera belum mampu diserap oleh umat manusia.
Maka Putera pun tinggal dan mengutus para murid untuk menyampaikan berita
keselamatanNya.
Dalam dunia kita
sekarang ini pun kita perlu menemukan bahasa yang tepat agar ide dan gagasan
kita bisa diterima dengan baik. Bukan hanya daerah yang membuat bahasa berbeda,
jaman pun ternyata membentuk bahasa manusia. Maka marilah kita terus belajar
dan memperbaiki bahasa kita agar njamani.
Kontemplasi:
Bayangkan Tuhan
tinggal di dalam dirimu. Ia menggunakan dirimu untuk membahasakan karyaNya.
Refleksi:
Bagaimana
membahasakan karya penyelamatan Tuhan pada jaman kita sekarang?
Doa:
Tuhan semoga aku
selalu mampu berkembang dalam berbahasa selaras dengan area dan jamanku. Amin.
Perutusan:
Aku akan terus
belajar menemukan bahasa yang tepat. -nasp-
0 comments:
Post a Comment