Jumat, 27 Mei 2016
Agustinus dr
Canterbury
warna liturgi
Hijau
Bacaan
1Ptr. 4:7-13;
Mzm. 96:10,11-12,13; Mrk. 11:11-26. BcO 2Kor. 11:30 – 12:13
Markus
11:11-26:
11 Sesampainya di
Yerusalem Ia masuk ke Bait Allah. Di sana Ia meninjau semuanya, tetapi sebab
hari sudah hampir malam Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas
murid-Nya. 12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya
meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. 13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara
yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat
apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa
selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. 14 Maka kata-Nya
kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu
selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya. 15 Lalu tibalah
Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah,
mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah.
Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, 16 dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa
barang-barang melintasi halaman Bait Allah. 17 Lalu Ia mengajar mereka,
kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi
segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!" 18 Imam-imam
kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka
berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh
orang banyak takjub akan pengajaran-Nya. 19 Menjelang malam mereka keluar lagi
dari kota. 20 Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat
pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. 21 Maka teringatlah Petrus
akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi,
lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering." 22 Yesus menjawab
mereka: "Percayalah kepada Allah! 23 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam
laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya
itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. 24 Karena itu Aku berkata
kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah
menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. 25 Dan jika kamu berdiri
untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap
seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni
kesalahan-kesalahanmu." 26 (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu
yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)
Renungan:
Pernahkah anda
mengalami kala lapar dan membuka meja/almari makan tapi tidak menemukan apa-apa
di sana? Ketika mengalami itu apa yang berkembang di hati, pikiran dan
tindakanmu? Biasanya kita jengkel, marah. Seringkali lalu merasa orang rumah
tidak mengerti kebutuhanmu. Dan mungkin masih banyak lagi kemungkinan yang kita
alami.
Rasaku Yesus juga
jengkel. Ketika ia lapar dan mau ambil buah ara, ternyata tidak ada buah
tersebut. Ia pun makin jengkel ketika menyaksikan orang-orang berdagang di
seputaran Bait Allah.
Rasa jengkel bisa
menimpa siapapun. Kita, Yesus pun mengalaminya. Namun kita tetap mesti waspada
supaya kata dan tindakan kita tetap terjaga ketika rasa jengkel tersebut sedang
bercokol di diri kita.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu sedang
jengkel. Amatilah bagaimana anda mengelola rasa jengkel tersebut dan menjaga
kata dan tindakanmu.
Refleksi:
Apa yang perlu
kita lakukan agar jengkel kita tidak membawa kita pada kata dan tindakan yang
merugikan?
Doa:
Tuhan mampukanlah
aku mengelola rasa jengkelku dan menjadikannya mampu menemukan kata dan
tindakan yang produktif. Amin.
Perutusan:
Aku akan menjaga
kata dan tindakanku kala rasa jengkel melingkupiku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment