Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, May 31, 2016

Sabda Hidup


Rabu, 01 Juni 2016
Peringatan Wajib.
St. Yustinus
warna liturgi Merah 
Bacaan
2Tim. 1:1-3,6-12; Mzm. 123:1-2a,2bcd; Mrk. 12:18-27. BcO Gal. 3:15-4:7

Markus 12:18-27: 
18 Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: 19 "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. 20 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. 21 Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. 22 Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati. 23 Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." 24 Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. 25 Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. 26 Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? 27 Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!"

Renungan:
Keraguan memang selayaknya ditanggapi dengan kepastian. Orang Saduki ragu, bahkan tidak percaya pada kebangkitan. Tampaknya mereka selalu mencari pencerahan untuk menjawab keraguan dan ketidakpercayaan tersebut. Pada Yesus mereka mempertanyakan bagaimana kehidupan orang sesudah kematian kala mereka itu dibangkitkan dari kematian. Yesus dengan tegas memberikan kepastian akan kebangkitan dan kesesatan pikiran para Saduki.
Sering kita menemui anak-anak yang ragu untuk memilih jurusan apa yang akan diambil. Sering kita bertemu dengan karyawan yang bimbang kala harus mengerjakan sesuatu. Mereka yang ragu dan bimbang sering sulit untuk mengambil keputusan dan maju. Umumnya akan berhenti dalam keraguannya. Pada saat seperti itu kita perlu memberi arahan yang mengantar mereka pada kepastian. Andaikan mereka tidak cukup untuk mengambil keputusan maka kita pun bisa dengan tegas menunjukkan jalan dan langkah yang harus mereka tempuh.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Mrk. 12:18-27. Bandingkan dengan dirimu kala menemui orang yang ragu atau tidak percaya.

Refleksi:
Bagaimana mengantar orang agar mereka sampai pada kepastian dan kepercayaan?

Doa:
Tuhan semoga aku mampu memberi kepastian pada mereka yang ragu. Semoga aku mampu meningkatkan kepercayaan mereka yang bimbang. Amin.

Perutusan:
Aku akan membantu orang agar sampai pada kepastian dan kepercayaan. -nasp-

0 comments:

Post a Comment