diambil dari http://diasiscare.com
Karena jarang memiliki gejala yang
jelas, hipertensi atau tekanan darah tinggi dikenal sebagai “pembunuh
diam diam”. Satu-satunya cara mengetahui apakah anda memiliki tekanan
darah tinggi adalah dengan mengukur tekanan darah anda.
Risiko Mengidap Hipertensi
Penyebab hipertensi masih belum bisa
dipastikan pada lebih dari 90% kasus, Ketika usia bertambah, kemungkinan
menderita tekanan darah tinggi akan semakin meningkat. Tidak diketahui
dengan jelas, tapi risiko Anda akan meningkat jika Anda :
Berusia di atas 65 tahun.
Makan banyak garam.
Kelebihan berat badan.
Memiliki keluarga dengan tekanan darah tinggi.
Kurang makan buah dan sayuran.
Kurang berolahraga.
Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein).
Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.
Makan banyak garam.
Kelebihan berat badan.
Memiliki keluarga dengan tekanan darah tinggi.
Kurang makan buah dan sayuran.
Kurang berolahraga.
Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein).
Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.
Risiko mengidap hipertensi dapat
dikurangi dengan mengubah hal-hal di atas dengan gaya hidup yang lebih
sehat. Selain itu, pemeriksaan tekanan darah secara rutin juga bisa
membantu diagnosisnya pada tahap awal.
Biasanya keluhan yang umum dikeluhkan
oleh pasien darah inggi adalah pusing, sakit kepala, tegang dileher atau
pundak, terkadang juga disertai mual dan muntah. Komplikasi yang dapat
timbul jika hipertensi tidak terkontrol. Bahaya Komplikasi yang dapat
timbul akibat hipertensi yaitu :
- Stroke.
- Penyakit pembuluh darah perifer.
- Disfungsi Seksual
Hipertensi yang tidak terkontrol pada pria dapat menimbulkan ereksi dikarenakan terjadinya aterosklerosis pada pembuluh darah penis. Sedangkan pada wanita diketahui dapat terjadi penurunan aliran darah ke vagina yang tentu saja dapat berakibat terganggunya kehidupan seksual.
- Kerusakan Pada Ginjal
Seperti halnya pada organ sebelumnya, hipertensi juga dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah ginjal, sehingga ginjal tidak berfungsi secara efektif yang dapat mengakibatkan terjadinya gagal ginjal dan aneurisma pembuluh darah ginjal dapat terjadi.
- Kerusakan Pada Jantung
Didalam tubuh jantung berfungsi sebagai pemompa darah ke seluruh tubuh. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan arteri jantung sehingga aliran darah tidak lancar ke jantung. Hipertensi menyebabkan jantung bekerja lebih keras, sehingga terjadi pembengkakan pada jantung dan lama kelamaan otot jantung akan melemah dan tidak dapat bekerja secara efektif, sehingga dapat menyebabkan gagal jantung. Kerusakan ini memang jarang menimbulkan gejala, namun akibat yang ditimbulkan akan sangat fatal.
- Kerusakan Pada Mata
Pembuluh darah mata juga dapat rusak akibat dari hipertensi yang tidak terkontrol, sehingga suplai oksigen dan nutrisi tidak sampai dengan baik ke retina mata. Jika hal tersebut terus dibiarkan, maka penglihatan akan menurun hingga dapat menyebabkan kebutaan. Selain hipertensi, diabetes juga dapat memperparah kerusakan tersebut.
- Kerusakan Pada Otak
Otak merupakan organ yang membutuhkan supali oksigen dan nutrisi, sehingga dapat bekerja secara efektif. Namun, hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak, maka yang paling sering terjadi akibat hal tersebut adalah stroke.
- Kerusakan Pada Paembuluh Darah Arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang membawa nutrisi serta oksigen ke seluruh tubuh, normalnya fleksibel dan elastis. Jika hipertensi tidak terkontrol, kerusakan dan penyempitan arteri atau yang sering disebut dengan arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah) dan aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah) dapat terjadi yang akan berdampak pada mata, ginjal, jantng, tangan dan kaki. Akhirnya pasien bisa mengalami nyeri dada, gagal jantung, serangan jantung, stroke, sumbatan arteri ditangan dan kaki, kerusakan mata hingga pada aneurisma (kelemahan pada dinding artaeri sehingga membentuk seperti bendungan dan jika pecah dapat menyebabkan kematian).
Perubahan pada gaya hidup dan konsumsi obat anti-hipertensi
bisa menjadi langkah yang efektif untuk menurunkan tekanan darah
tinggi. Tingginya tekanan darah dan risiko pasien untuk mengalami
penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke, akan
menentukan jenis pengobatan yang sesuai.
0 comments:
Post a Comment