Kamis, 19 Mei 2016
Markus
9:41-50
9:41.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air
oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan
upahnya."
9:42
"Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini,
lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia
dibuang ke dalam laut.
9:43
Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau
masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu
dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;
9:44
(di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.)
9:45
Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk
ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan
ke dalam neraka;
9:46
(di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.)
9:47
Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk
ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua
dicampakkan ke dalam neraka,
9:48
di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.
9:49
Karena setiap orang akan digarami dengan api.
9:50 Garam memang baik, tetapi
jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu
selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang
dengan yang lain."
Butir-butir
Permenungan
- Tampaknya, di dalam kehidupan beragama ada yang disebut penghayatan radikal. Kelompok radikal dalam beragama kerap dianggap sebagai ekstrim dan fanatik.
- Tampaknya, di dalam kehidupan bermasyarakat kelompok radikal dalam agama kerap dipandang sebagai ancaman sosial. Kelompok ini memandang orang-orang di luarnya sebagai sesat dan bahkan kafir sehingga harus disingkirkan bahkan dibasmi.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin memandang sikap radikal sebagai keutamaan yang harus dikembangkan karena kesejatian sikap radikal adalah pengembangan diri berdasarkan nilai-nilai luhur inti sari keagamaan yang mendorong perwujudan perbuatan harian yang membawa sejuk damai kehidupan bersama dengan siapapun. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang selalu akan mengolah batin dalam hidup keagamaannya sehingga akan tegas baik terhadap diri dan ceria segar penuh nuansa damai dengan siapapun.
Ah, beragama
itu ya jalani tata aturannya saja.
0 comments:
Post a Comment