Senin, 23 Mei 2016
Hari Biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
1Ptr. 1:3-9; Mzm.
111:1-2,5-6,9,10c; Mrk. 10:17-27. BcO 2Kor. 8:1-24
Markus
10:17-27:
17 Pada waktu
Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari
mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang
baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 18 Jawab
Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari
pada Allah saja. 19 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan
membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,
jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" 20 Lalu kata
orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa
mudaku." 21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu
berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa
yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan
beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." 22 Mendengar
perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak
hartanya. 23 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata
kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam
Kerajaan Allah." 24 Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya
itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk
ke dalam Kerajaan Allah. 25 Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari
pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." 26 Mereka makin gempar
dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat
diselamatkan?" 27 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia
hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu
adalah mungkin bagi Allah."
Renungan:
Beberapa minggu
yang lalu banyak dimuat berita seorang anak di Semarang mencegat sepeda motor
yang naik ke trotoar dengan sepedanya. Ia merasa bahwa trotoar, kaki lima
adalah milik para pejalan kaki. Dalam kesempatan lain pedagang kaki lima demo
karena dilarang berjualan di kaki lima. Mereka merasa pelarangan itu
menghilangkan ruang penghasilannya. Mereka tidak pernah merasa bahwa dengan
berjualan di kaki lima mereka telah mengurangi hak para pejalan kaki.
Yesus dalam salah
satu sabdaNya mengatakan, "jangan mengurangi hak orang" (Mrk 10:19).
Sabda itu disampaikan kepada orang yang datang kepadaNya untuk memperoleh hidup
kekal.
Kadang tanpa
disadari seseorang gampang mengurangi hak orang lain. Dan saat sudah
menikmatinya marah kala yang mempunyai hak mau mengambilnya. Sang anak di Semarang teguh menegaskan hak pejalan kaki di trotoar, kaki lima. Keteguhannya
membuat pemotor yang lewat pun harus mengundurkan kendaraannya. Marilah kita
hormati hak orang, tidak mengurangi hak mereka.
Kontemplasi:
Bayangkan si anak
sedang mencegat motor yang melaju di trotoar. Bandingkan dengan sikapmu
terhadap hak orang lain.
Refleksi:
Bagaimana menjaga
agar hak orang tidak kita kurangi?
Doa:
Tuhan semoga aku
bertindak adil dalam hidupku. Semoga aku pun bisa menghormati hak sesamaku. Amin.
Perutusan:
Aku akan berusaha
tidak mengurangi hak orang lain. -nasp-
0 comments:
Post a Comment