Santo Filipus Neri, Imam
Kamis, 26 Mei 2016
Markus
10:46-52
10:46.
Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari
Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang
berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak
Timeus, duduk di pinggir jalan.
10:47
Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru:
"Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:48
Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru:
"Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:49
Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil
orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia
memanggil engkau."
10:50
Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.
10:51
Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat
bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat
melihat!"
10:52
Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan
engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam
perjalanan-Nya.
Butir-butir
Permenungan
- Tampaknya, tidak sedikit orang menggambarkan kehadiran Tuhan di dalam agama. Sekalipun dikatakan Tuhan hadir di mana-mana dan di segala waktu, hidup keagamaan dipandang sebagai prima dona hadirat-Nya.
- Tampaknya, yang membuat agama dipandang paling menghadirkan Tuhan adalah karena ada banyak kata Tuhan dan yang sejajar ditulis dan atau diucapkan. Ajaran, doa dan ibadah paling banyak memuat kata-kata itu.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin kesejatian hadirat Tuhan terutama ada dalam perjumpaan dengan orang yang mampu mendengarkan jeritan derita dari dan menghadirkan kepedulian kasih pada kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menyadari kehadiran Tuhan yang tampak di tengah kaum papa dan menderita.
Ah, Tuhan itu
paling jelas ya dalam hidup keagamaan.
0 comments:
Post a Comment