Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, May 15, 2016

RINDU SESUDAH PISAH


Ada 2 orang tamu yang mencari Rm. Bambang pada Selasa pagi 10 Mei 2016. Yang pertama adalah Bu Kustini, salah satu relawati masak yang berasal dari Paroki Wedi. Sedang yang datang berikutnya adalah Pak Mardi, salah satu koordinator kelompok peserta Novena Domus dari Paroki Baciro. Mereka menjumpai Rm. Bambang ketika sedang berada di ruang pertemuan bersama Rm. Yadi, Rm. Tri Hartono dan Rm. Tri Wahyono menerima rombongan kecil dari Srumbung, wilayah Mandungan Paroki Salam. Bu Kustini yang datang memberikan oleh-oleh makanan untuk para rama bertanya "Sadaya menika sinten, rama?" (Siapakah semua ini, rama?). Rm. Bambang menjawab "Riyin mungsuh kula" (Dahulu mereka adalah musuh saya) yang membuat semua tertawa. Pak Barki, salah satu tamu dari Srumbung, menyahut "Kados teng brayat. Dhek isih saomah sok ribut. Nek wis dha ra awor kangen" (Seperti hidup bersaudara dalam keluarga. Ketika masih bersama kerap konflik. Tetapi sesudah berjauhan satu sama lain kerap merasa rindu). Beberapa saat sesudah Bu Kustini meninggalkan Domus, Pak Mardi datang dan hanya duduk sebentar. "Niki wonten serat saking lare" (Ini ada surat dari anak saya) sambil memberikan amplop kecil. Rm. Bambang tanggap bahwa itu amplop berisi sumbangan untuk Domus, sehingga dia berkata "Nek niki bageane Rm. Yadi sing dadi bendahara Komunitas" (Kalau ini bagian dari Rm. Yadi karena beliau adalah bendahara Komunitas Rama Domus Pacis).

Omong-omong santai dengan para tamu dari Srumbung yang berjumlah 6 orang pun berlanjut dengan penuh kehangatan dan diseling dengan gelak tawa. Hubungan mereka dengan Rm. Tri Hartono, Rm. Yadi dan Rm. Bambang memang akrab sekali. Rm. Tri Hartono berasal dari salah Dusun Jaarakan, Wilayah Mandungan, dan salah satu tamu adalah kemenakan beliau. Rm. Yadi pernah tinggal di Salam dan biasa melayani misa harian dan Minggu di Kapel Mandungan. Sementara itu Rm. Bambang pernah menjadi pastor di Salam lebih dari lima tahun. Pada zaman Rm. Bambang berada di Salam mereka termasuk tokoh dan penggerak umat. Tetapi kini mereka, kecuali anak Pak Dulmanan yang menjadi salah satu tamu, sudah masuk golongan lansia. Ada yang pendengarannya sudah berkurang. Tentang penyakit-penyakit pada umumnya mereka sudah terjangkit. Mereka termasuk peserta aktif misa harian sehingga mudah membuat janjian. Ternyata kelompok kecil ini kerap pergi ke sana-sini mengunjungi rama-rama yang pernah berkarya dan atau berasal dari Paroki Salam. "Niki wau jan-jane Pak Ram nggih ajeng tumut, ning mboten estu margi kedah klekaran istirahat" (Sebenarnya Pak Ram juga akan ikut. Tetapi tiba-tiba harus tiduran beristirahat karena penyakitnya).

0 comments:

Post a Comment