Jumat, 20 Mei 2016
Bernardinus dr
Siena
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Yak. 5:9-12; Mzm.
103:1-2,3-4,8-9,11-12; Mrk. 10:1-12. BcO 2Kor. 5:1-21
Markus
10:1-12:
1 Dari situ Yesus
berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang sungai Yordan dan di situpun
orang banyak datang mengerumuni Dia; dan seperti biasa Ia mengajar mereka pula.
2 Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya
kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan
isterinya?" 3 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa perintah Musa
kepada kamu?" 4 Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya
dengan membuat surat cerai." 5 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru
karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. 6 Sebab
pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, 7 sebab itu
laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, 8 sehingga
keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan
satu. 9 Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan
manusia." 10 Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula
kepada Yesus tentang hal itu. 11 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa
menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam
perzinahan terhadap isterinya itu. 12 Dan jika si isteri menceraikan suaminya
dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."
Renungan:
Bacaan ini sering
kita dengar kala menghadiri pemberkatan perkawinan. Namun saya merasakan ada
sesuatu yang beda yang disampaikan Yesus. Biasanya dalam masyarakat jaman Yesus
laki-laki yang dipentingkan. Termasuk dalam hidup perkawinan. Namun Yesus
memberikan tanggung jawab pula pada lelaki, bukan hanya menimpakan masalah
kepada perempuan. "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan
perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si
isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah"
(Mrk 10:11-12).
Tanggungjawab
menjaga hidup keluarga adalah tanggungjawab kedua belah pihak yang berpasangan.
Masalah pun merupakan tanggungjawab kedua belah pihak. Tidak bisa hanya
menimpakan kepada pihak perempuan saja. Maka marilah kita saling bekerjasama
dan saling menjaga dan menanggung keluarga yang telah kita pilih.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu
sejenak. Bayangkan keluargamu. Bagikan kasih kepadanya.
Refleksi:
Bagaimana menjaga
keutuhan keluargamu?
Doa:
Tuhan berkatilah
keluarga-keluarga umatMu. Berkatilah mereka dengan anugerah kasih. Amin.
Perutusan:
Aku berdoa untuk
keluarga-keluarga yang lagi bermasalah.-nasp-
0 comments:
Post a Comment