Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, May 29, 2016

Sabda Hidup


Senin, 30 Mei 2016
Hari Biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan
2Ptr. 1:1-7; Mzm. 91:1-2,14-15ab,15c-16; Mrk. 12:1-12. BcO Gal. 1:13-2:10

Markus 12:1-12: 
1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. 3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. 4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. 5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. 6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. 7 Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita. 8 Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. 9 Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. 10 Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: 11 hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita." 12 Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia.

Renungan:
Sering kita mendengar bagaimana seorang pemilik tanah harus memberi ganti rugi pada para pedagang yang menempati tanahnya. Ia telah lama membeli sebidang tanah. Karena kosong satu dua pedagang membuat warung di tanah tersebut. Setelah beberapa lama pemilik tanah hendak menggunakan tanahnya. Namun para pedagang yang menggunakan tanahnya tanpa ijin dan telah meraup keuntungan darinya tidak terima dan minta ganti rugi bila si pemilik hendak menggusurnya.
Sang pemilik kebun anggur pun kesulitan memiliki kembali kebun anggurnya. Semua utusan bahkan PuteraNya sendiri dianiaya bahkan dibunuh oleh para pekerja kebun anggur.
Jaman sekarang ini sifat serakah seperti itu masih sering terjadi. Orang-orang yang menempati tanah secara ilegal akan marah kala pemilik tanah menghendaki memakainya. Kepercayaan dan kerelaan sang pemilik tanah/kebun disalahartikan oleh keserakahan mereka untuk memiliki yang bukan haknya. Rasanya dalam kondisi seperti itu diperlukan sikap tegas sejak awal dan ada nota kesepahaman di antara pihak-pihak yang berkepentingan.

Kontemplasi:
Bayangkan orang menumpang di tanahmu. Anda akan menggunakan tanah tersebut. Perhatikan sikap penumpang.

Refleksi:
Bagaimana menghargai hak milik orang lain?

Doa:
Tuhan semoga aku Kaujauhkan dari sikap serakah untuk mengingini yang bukan hakku. Amin.

Perutusan:
Aku akan menjaga segala sesuatu baik pada saatnya dengan nota kesepahaman atau ketegasan sejak awal. -nasp-

0 comments:

Post a Comment