Bulan Mei menjadi bulan devosi pada Bunda Maria bagi umat Katolik. Pada masa kini bulan Mei, paling tidak yang terjadi di Keuskupan Agung Semarang, kerap juga dimanfaatkan sebagai bulan khusus untuk berziarah. Yang menarik, kelompok-kelompok peziarah tidak selalu menuju tempat ziarah dimana Bunda Maria dihormati secara khusus seperti Gua Maria Kerep, Sendang Sono dan Jatiningsih. Hal ini juga terjadi pada salah satu dari tiga kelompok umat Katolik pada Minggu 15 Mei 2016. Dua kelompok memang akan menuju tempat ziarah Maria: Lingkungan Pandansimping (Paroki Dalem) yang menuju Gua Maria Kerep Ambarawa), dan Lingkungan Jebres (Paroki Purbowardayan) yang menuju Jatiningsih Klepu. Kelompok peziarah yang tidak ke tempat ziarah Maria adalah Lingkungan Santo Mikael dari Paroki Ungaran yang menuju tempat ziarah Candi Hati Kudus Yesus di Ganjuran.
Peristiwa kelompok peziarah seperti di atas ternyata juga memiliki makna bagi Komunitas Rama Domus Pacis. Sebenarnya makna ini sudah dialami oleh Domus sejak beberapa tahun. Tidak sedikit peziarah dari daerah lain seperti Kevikepan Surakarta, Kevikepan Semarang, dan Kevikepan Kedu, yang dalam perjalanan ziarah melewati jalan yang relatif dekat dengan lokasi Domus, juga menyempatkan diri mampir mengunjungi para rama Di Domus sekalipun tidak sampai sampai satu jam. Sebagaimana terjadi pada Minggu 15 Mei 2016, ketiga umat Lingkungan yang berziarah juga mampir Domus Pacis.
1. Lingkungan Pandansimping
Di dalam informasi hari-hari sebelumnya dikatakan bahwa mereka berangkat pada jam 07.00 pagi. Karena jarak ke Domus Pacis tidak ada 25 Km, para rama Domus menyiapkan diri sejak sebelum jam 08.00. Ternyata kelompok ini sampai Domus Pacis ketika jam mendekati 08.15. Para peserta rombongan Lingkungan Pandansimping pada umumnya mengenakan kaos seragam merah darah. Para anggota peserta yang katanya berjumlah 48 orang duduk di atas tikar disambut oleh Rm. Yadi, Rm. Harto, Rm. Tri Hartono, Rm. Tri Wahyono dan Rm. Bambang. Rm. Yadi langsung memperkenalkan tentang Domus Pacis: jumlah rama dan nama-namanya, sekilas nama Domus Pacis dan sejarahnya, kegiatan-kegiatan baik perorangan maupun acara bersama. Kemudian ada tanya jawab sedikit. Lingkungan ini berada di Domus sekitar 45 menit dan kemudian berpamitan untuk meneruskan perjalanan ziarah ke Gua Maria Kerep Ambarawa.
2. Lingkungan Jebres
Ketika penyambutan untuk Lingkungan Pandansimping belum selesai, seorang karyawan Domus memberi informasi bahwa tamu dari Sala sudah datang. Dengan demikian selepas Pandansimping meninggalkan Domus, para rama, kecuali Rm. Tri Wahyono, tetap siap di ruang pertemuan. Ternyata kelompok ini menyiapkan acara khusus di Domus. Ada yang menjadi pengacara, ada yang membuka dengan tembang Pangkur (salah satu model kidung tradisional Jawa) yang isinya menggambarkan rama-rama yang tinggal di Domus Pacis. Nyanyian Datanglah Roh pun dilambungkan sebagai tanda bahwa hari ini adalah Hari Raya Pentakosta. Mereka memang telah menyiapkan lembar fotopy lagu-lagu. Sesudah sambutan dari Ketua Lingkungan, Rm. Yadi berbicara tentang Domus Pacis sebagaimana disampaikan ke Lingkungan Pandansimping. Kunjungan Lingkungan Jebres ditutup dengan bait terakhir Pangkur yang dilantunkan oleh Rm. Bambang sebagai permohonan kepada Rm. Harto Widodo untuk menyampaikan berkat. Lingkungan ini meninggalkan Domus Pacis pada sekitar jam 11.00.
3. Lingkungan St. Mikael Ungaran
Sebenarnyalah Lingkungan Mikael Ungaran sudah datang ketika Jebres hampir pulang. Tetapi para rama akan sejenak beristirahat. Syukurlah ada tiga hal yang membuat kesempatan para rama menikmati jeda: 1) banyak tamu dari Ungaran yang masih sibuk di tolilet Domus; 2) banyak tamu dalam kelompok-kelompok kecil bergantian masuk di kamar Rm. Tri Wahyono; 3) ada hidangan teh yang bisa dinikmati oleh para tamu sambil duduk-duduk. Ketika Rm. Bambang merasa suasana jeda cukup, dia masuk ruang pertemuan dan mengajak para tamu yang sudah masuk untuk menyanyikan Dalam Yesus Kita Bersaudara. Kemudian salah seorang tamu mengajak yang lain menyanyikan lagu-lagu dari buku Puji Syukur diiringi oleh Rm. Bambang dengan keyboard. Sementara para tamu nyanyi-nyanyi, Rm. Yadi, Rm. Harto dan Rm. Tri Hartono masuk bergabung. Seorang bapak muda kemudian membuka acara yang diteruskan dengan kata-kata dari Ibu Ketua Lingkungan. Suasana sudah amat akrab sehingga setiap omongan dapat membuka kelakar dan membuat tertawa terbahak-bahak. Dialog tanya-jawab juga terjadi dengan santai. Yang paling banyak ditanyakan adalah suka duka para rama di Domus Pacis. Kelompok umat Lingkungan ini berada di Domus Pacis lebih dari 1 jam sebelum meneruskan perjalanan ke tempat ziarah Candi Hati Kudus Yesus, Ganjuran.
Ketika Domus sudah tak ada tamu, Rm. Bambang membayangkan peristiwa mampir Domus Pacis seperti berhenti di REST AREA bagi para pejalan di Jalan Tol.
0 comments:
Post a Comment