Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, May 15, 2016

Sabda Hidup


Senin, 16 Mei 2016
Hari Biasa
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Yak. 3:13-18; Mzm. 19:8,9,10,15; Mrk. 9:14-29. BcO 2Kor. 1:15-2:11

Markus 9:14-29:  
14 Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. 15 Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia. 16 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?" 17 Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. 18 Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat." 19 Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" 20 Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. 21 Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya. 22 Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." 23 Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" 24 Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" 25 Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!" 26 Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: "Ia sudah mati." 27 Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri. 28 Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?" 29 Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."

Renungan:
Pengalaman kerasukan roh sampai sekarang ini masih sering kita dengar. Ada sekelompok anak sekolah kerasukan gara-gara usil memindahkan patung di sebuah candi. Ada juga sekelompok anak kerasukan kala sedang memancing di suatu tempat. Ada pula yang kerasukan kala baru dirawat di suatu bangsal rumah sakit.
Kadang kita yang menghadapi situasi tersebut bingung dan tidak tahu apa yang harus diperbuat. Para murid pun tidak berhasil mengusir roh yang merasuki hidup seorang anak. Namun roh itu pergi kala Yesus mengusirnya. Menurut Yesus, "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa" (Mrk 9:29).
Kita mungkin tidak mempunyai kemampuan supranatural yang bisa melihat dan mengusir roh jahat. Namun kita mempunyai Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu. Maka pada saat-saat seperti itu kita bisa berdoa sungguh-sungguh kepada Tuhan dan memohon Ia yang bekerja.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu sedang menghadapi orang kerasukan. Berdoalah dan mohon Tuhan untuk berkarya.

Refleksi:
Bagaimana kepercayaanmu pada karya Tuhan?

Doa:
Tuhan bebaskanlah kami dari kuasa jahat. Aku percaya kepadaMu. Amin.

Perutusan:
Aku percaya pada kuat kuasa Tuhan dan berdoa kepadaNya. -nasp-

0 comments:

Post a Comment