Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, July 27, 2016

Berbahagia Karena Jumpa


Ketika Rm. Bambang bertanya "Wonten ingkang badhe ngandika?" (Apa ada yang akan menyampaikan sesuatu?), seorang ibu berdiri lalu bertanya kepada Rm. Yadi "Menapa rama menika sadherekipun Suster Maryanti?" (Apa rama saudara Suster Maryanti). Rm. Yadi mengiyakan. Lalu ibu itu menceriterakan sejarah bagaimana ia menjadi Katolik karena dekat dengan salah satu saudari lain dari Rm. Yadi. Ibu itu juga berceritera bagaimana dulu bernama Maryah dan mengubah jadi Maryanti. Ibu itu lalu menyalami dengan erat sekali tangan Rm. Yadi. Dia amat terharu dapat berjumpa dengan Rm. Yadi. Rm. Bambang yang memandu pertemuan melanjutkan dengan bertanya "Wonten malih ingkang badhe ngandika?" (Ada lagi yang akan berbicara?). Seorang bapak pun berdiri dan tampil kemuka. Dia berkata yang ditujukan lagi kepada Rm. Yadi "Rama, kula menika rumiyin murid panjenengan. Kula lulusan SMP Albertus Godean. Kula remen sanget kepanggih rama" (Rama, dulu saya adalah murid rama. Saya lulusan SMP Albertus Godean. Saya merasa bahagia sekali dapat berjumpa dengan rama). Bapak ini lalu juga menyalami Rm. Yadi dengan amat hangat.

Peristiwa itu terjadi pada Minggu 24 Juli 2016 ketika ada kunjungan dari Ibu-ibu Paroki Mertoyudan ke Domus Pacis. Rama-rama Domus yang ikut menyambut adalah Rm. Tri Hartono, Rm. Tri Wahyono, Rm. Yadi, Rm. Harto dan Rm. Bambang. Mereka datang pada sekitar jam 01.30 siang. Menurut Bu Theo, koordinator kunjungan, ibu-ibu yang disertai oleh beberapa bapak berjumah 50 orang. Beberapa ibu terkejut ketika melihat Rm. Bambang menjadi salah satu penghuni Domus Pacis. Acara yang berakhir pada sekitar jam 03.00 sore diisi dengan kata-kata pembuka oleh Bu Theo. Kemudian Rm. Bambang memperkenalkan secara sekilas tentang Domus Pacis dan tujuh orang penghuninya termasuk kondisi masing-masing. Rm. Bambang juga memberi kesempatan kepada Rm. Yadi yang kemudian berceritera tentang masa lampaunya sebagai aktivis Gereja, Bruder lalu keluar, pelaut, guru dan kepala sekolah SMP Albertus Godean, hingga masuk Seminari Tinggi Kentungan dan jadi imam. Dari kesempatan yang diberikan oleh Rm. Bambang kepada para tamu yang akan berbicara atau bertanya, salah satu di antaranya bertanya tentang siapa yang mengurus makan untuk para rama Domus. Rm. Bambang memberikan sekilas penyediaan masakan dari punya tukang masak, pakai catering hingga muncul gerakan rela masak dari umat.

==================================================
 ==================================================

0 comments:

Post a Comment