Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, July 10, 2016

Sabda Hidup



Senin, 11 Juli 2016
Peringatan Wajib St. Benediktus
warna liturgi Putih 
Bacaan
Yes. 1:11-17; Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23; Mat. 10:34 – 11:1. BcO Ayb. 2:1-13

Matius 10:34 – 11:1:
34 "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. 35 Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, 36 dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. 37 Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. 38 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. 39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. 40 Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. 41 Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. 42 Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya." 1 Setelah Yesus selesai berpesan kepada kedua belas murid-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.

Renungan:
Banyak tahun yang lalu aku didatangi oleh seorang dari aliran keras. Dia datang untuk diajari agama, karena ia merasa ada yang salah dalam hidupnya. Ia bercerita kala ia lagi sungguh-sungguh mengalami kehausan ada orang yang datang kepadanya dan menawari minum. Orang yang menawari dia minum adalah orang yang dia benci. Banyak waktu dia habiskan untuk membenci, namun ternyata yang ia benci malah menolongnya.
Tuhan mengatakan, "Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya" (Mat 10:42). Secangkir air bagi yang kecil pun telah dicatat oleh Tuhan.
Banyak di sekitar kita yang membutuhkan secangkir air untuk melegakan rasa hausnya. Pemberian kita pada yang kecil akan tercatat di hati Bapa. Banyak kali kita pun berbagi pada yang membutuhkan. Ketika kita tulus berbagi kita tidak pernah berpikir telah berbagi. Kita tidak akan menghitung berapa yang telah kita bagi dan juga tidak berharap mendapatkan sebaliknya. Namun Tuhan tahu dan mencatat apa yang kita lakukan.

Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu. Bayangkan dirimu lagi sungguh kehausan. Lalu datang orang mendekatimu dan menawarkan minuman.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu mendapatkan pertolongan kala sungguh-sungguh membutuhkan?

Doa:
Bapa, semoga aku tidak pernah mencatat pertolonganku pada sesama. Semoga aku mempunyai kerelaan tanpa berharap mendapatkan balasan.  Amin.

Perutusan:
Aku akan memberikan secangkir air pada mereka yang kehausan. -nasp-

0 comments:

Post a Comment