Selasa, 12 Juli 2016
Hari Biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Yes. 7:1-9; Mzm.
48:2-3a,3b-4,5-6,7-8; Mat. 11:20-24. BcO Ayb. 3:1-26
Matius
11:20-24:
20 Lalu Yesus
mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling
banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya: 21 "Celakalah engkau Khorazim!
Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi
mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka
bertobat dan berkabung. 22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman,
tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. 23 Dan
engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau
akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi
mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih
berdiri sampai hari ini. 24 Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman,
tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu."
Renungan:
Renungan:
Ada banyak kisah
yang mengatakan bahwa anak tidak mampu meneruskan warisan usaha orang tuanya.
Banyak orang tua yang berjaya pun lupa mewariskan perjuangannya. Yang ia
wariskan adalah keberhasilannya. Anak hidup dalam keberhasilan orang tuanya. Saat
mendapat warisan ia tidak tahu bagaimana berjuang menjaga dan mengembangkan
warisannya.
Yesus mengecam
beberapa kota karena tidak bertobat. "...sekalipun di situ Ia paling
banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya" (Mat 11:20). Mereka yang berlimpah
menerima mukjizat lupa bagaimana mukjizat itu diterima. Ia diterima oleh mereka
yang bertobat.
Kelimpahan yang
kita miliki seringkali membuai kita untuk menikmatinya. Kita lupa bagaimana
berjuang mendatangkan kelimpahan tersebut. Maka rasanya kita sungguh perlu menyadari
bagaimana berjuang untuk meraih keberhasilan. Gagal berhasil menjadi guru yang
baik bagi seseorang untuk siap mendapatkan rahmat yang lebih besar.
Kontemplasi:
Duduklah dengan
tenang. Lihatlah bagaimana dirimu mewariskan perjuangan hidup kepada anakmu.
Refleksi:
Tulislah langkah-langkah
yang akan kamu lakukan untuk mendidik anak-anakmu.
Doa:
Tuhan semoga aku
tidak terbuai dengan aneka kelimpahan yang Kauberikan. Semoga aku tetap
mempunyai semangat untuk berjuang dalam hidupku. Amin.
Perutusan:
Aku mensyukuri
rahmat yang kuterima dan terus melatih ketrampilanku dalam memperjuangkan
hidup. -nasp-
0 comments:
Post a Comment