Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, July 16, 2016

Sabda Hidup


Minggu, 17 Juli 2016
Hari Minggu Biasa XVI
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Kej. 18:1-10a; Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Kol. 1:24-28; Luk. 10:38-42. BcO Ayb. 11:1-20

Lukas 10:38-42:
38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. 39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, 40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." 41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, 42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Renungan:
Ketika kita bertamu seringkali nyonya rumah sibuk mempersiapkan aneka macam hidangan menyambut kehadiran kita. Bahkan kala hidangan telah tersedia mereka menghilang ke mana tanpa menunggui atau menemani pembicaraan. Entah menyiapkan semua itu suatu kebahagiaan tersendiri atau karena untuk menghormati tamunya, namun rasanya tamu lebih merasa terhormat kalau ia bisa bercengkerama dengan yang ditamui.
Yesus yang bertamu di rumah Marta dan Maria pun memuji apa yang dilakukan Maria. "Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya" (Luk 10:42). Maria memilih duduk menemui Yesus dan bercakap-cakap denganNya. Yesus sebagai tamu merasa diterima oleh Maria.
Tentu bukan hal jelek memberi hidangan pada tamu. Namun kesibukan untuk itu jangan menghilangkan kesempatan kita untuk berjumpa dan berwawan hati dengan sang tamu. Kehadiran mereka bukan sekedar untuk mendapatkan makanan tapi terlebih untuk berjumpa dan berwawan hati.

Kontemplasi:
Bayangkan apa yang biasanya kaulakukan kala menerima tamu.

Refleksi:
Apa yang kauinginkan kala lagi bertamu dan apa yang kaulakukan kala menerima tamu?

Doa:
Tuhan, semoga aku sanggup menjadi tuan rumah yang baik. Aku mampu memberikan jamuan yang layak dan berdialog secara produktif. Amin.

Perutusan:
Aku akan menghormati tamuku dan memenuhi kebutuhan mereka yang bertamu. -nasp-

0 comments:

Post a Comment