Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, July 21, 2016

PAUS YOHANES PAULUS II: SURAT KEPADA UMAT LANJUT USIA (6)




“Hormatilah ayah dan ibu anda”.

11. Jadi mengapakah kita seharusnya tidak tetap menghargai para lanjut usia, padahal sikap menghormati itu begitu dijunjung tinggi oleh tradisi-tradisi sehat sekian banyak kebudayaan pada tiap kawasan benua? Bagi bangsa-bangsa yang dipengaruhi oleh Alkitab, pokok acuan dari abad ke abad ialah perintah Dekalog: “Hormatilah ayah dan ibu anda”, dan perihal tugas itu diakui di mana-mana. Penerapan penuh dan konsisten perintah itu tidak hanya sumber cintakasih anak-anak terhadap para orang-tua mereka, tetapi telah menggalang juga ikatan kuat yang ada antara generasi-generasi. Di mana pun perintah itu diterima dan dipatuhi setia, hanya sedikitlah bahaya, jangan-jangan para usia lanjut dianggap tanpa manfaat dan beban yang serba mengganggu.

Perintah itu juga mengajarkan sikap hormat terhadap mereka yang telah mendahului kita dan atas segala kebaikan yang telah mereka jalankan: kata-kata “ayah dan ibu” menunjuk kepada masa lampau, kepada ikatan antara generasi-generasi yang memungkinkan eksistensi bangsa itu sendiri. Dalam kedua versi yang terdapat dalam Alkitab (bdk. Kel 20;2-17; Ul 5:6-21), perintah ilahi itu pertama di antara perintah-perintah yang terpahat pada Log kedua Hukum, yang menguraikan tugas-tugas manusia-manusia satu terhadap yang lain dan terhadap masyarakat. Selain itu. Itulah satu-satunya perintah, yang disertai janji: “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu” (Kel 20:12; bdk. Ul 5:16).

12. “Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua” (Im 19:32). Menghormati orang-orang tua mencakup tiga tugas, yakni: menyambut baik mereka, menolong mereka, dan memanfaatkan baik sifat-sifat mereka. Di banyak tempat itu berlangsung hampir spontan, sebagai buah-hasil adat-kebiasaan yang sudah lama sekali. Di lain tempat, dan khususnya di antara bangsa-bangsa yang  berekonomi lebih maju, diperlukan kebalikan arus aktual ini, untuk menjamin agar para lanjut usia dapat makin lanjut usia beserta martabat, tanpa merasa takut, jangan sampai mereka akan berakhir tanpa masih mengharapkan apa pun lagi. Harus ada  pengembangan keyakinan, bahwa peradaban penuh manusiawi menampakkan sikap hormat dan cintakasih akan para lanjut usia, sehingga – kendati  makin berkurangnya kekuatan mereka – mereka rasakan sebagian vital masyarakat.  Cicero sendiri mencatat: “beban usia lebih ringan bagi mereka yang merasa dihormati dan dikasihi oleh kaum muda”[18].

Selain itu, sementara roh manusiawi ikut berperan dalam proses makin lanjutnya usia tubuh, dalam arti tertentu roh itu tetap masih muda, itu terus menerus mengarah kepada hidup kekal. Pengalaman menjalani kemudaan itu justru semakin kuat, bila kesaksian batin hatinurani yang baik disertai dengan sikap kepedulian yang simpatik dan afeksi penuh rasa terima kasih pada mereka yang dikasihi. Demikianlah, tulis Santo Gregorius dari Nazianze, manusia “tidak akan berkembang dalam roh, tetapi akan menerima kematian badan sebagai saat yang ditetapkan bagi kebebasan yang harus datang. Dengan tenang ia akan menyeberang melampaui hidup di dunia ini, dan di sanalah tidak ada masa muda atau usia lanjut, tetapi segalanya sempurna dalam kematangan rohani”[19].

Kita semua akrab dengan teladan-teladan para lanjut usia, yang mengagumkan tetap masih muda dan kuat rohani. Mereka yang menemukan kontak dengan para lanjut usia itu, merasakan kata-kata mereka sebagai inspirasi, dan teladan mereka menjadi sumber hiburan. Hendaklah masyarakat sepenuh mungkin menggunakan kekuatan para lanjut usia, yang di berbagai daerah di dunia – khususnya saya pikirkan Afrika – tepat dihormati sebagai “ensiklopedi-ensiklopedi hidup” kebijaksanaan, para penjaga harta-karun tiada taranya perihal pengalaman-pengalaman manusiawi dan rohani. Sementara mereka memerlukan bantuan fisik, benarlah pula bahwa dalam usia lanjut itu mereka mampu menyediakan bimbingan dan dukungan kepada orang-orang muda seraya mereka menghadapi masa depan dan menyiapkan diri melanjutkan perjalanan hidup mereka.

Sambil membicarakan para lanjut usia, saya ingin menyampaikan sepatah kata kepada angkatan muda untuk mengajak mereka supaya tetap dekat dengan para lanjut usia. Para muda-mudi yang tersayang, saya sangat mendorong anda agar melaksanakan itu dalam kehangatan cintakasih dan kebesaran jiwa. Para lanjut usia dapat memberi anda jauh lebih dari pada anda bayangkan. Kitab Sirakh menyajikan nasehat berikut: “Tuturan orang tua-tua jangan kau abaikan, sebab  mereka pun berguru pula pada nenek-moyang mereka” (8-9); “Hendaklah berada di kalangan kaum tua-tua. Bijakkah seseorang? Hendaklah melekat kepadanya” (6:34); sebab “betapa cocoklah kebijaksanaan dengan tua-tua” (25:5).

13. Jemaat Kristiani dapat menerima banyak dari kehadiran hening para lanjut usia. Yang terutama saya pikirkan dalam rangka pewartaan Injil: sifat efektifnya tidak pertama-tama tergantung dari kemahiran teknis. Dalam sekian banyak keluarga cucu-cucu diajari pokok-pokok sederhana iman oleh kakek atau nenek mereka! Ada sekian banyak lahan, tempat para lanjut usia dapat memberi sumbangan yang sungguh menguntungkan. Roh Kudus berkarya bila dan di mana pun Ia menghendaki, dan sering sekali Ia menggunakan upaya-upaya manusiawi, yang agaknya seberapa saja di mata dunia. Betapa banyak orang menemukan pengertian dan hiburan dari para lanjut usia, yang barangkali kesunyian atau sakit, dan toh masih mampu meresapkan kebenaran melalui nasehat penuh kasih mereka, doa-doa tersembunyi mereka, atau kesaksian mereka akan penderitaan yang ditanggung dalam kesabaran! Justru pada saat daya-kekuatan fisik mereka dan tingkatan kegiatan mereka makin mundur, saudara-saudari kita toh menjadi makin  berharga dalam Rencana Penyelenggaraan ilahi penuh misteri!

Selain keperluan psikologis yang jelas pada para lanjut usia sendiri, tempat yang paling alamiah untuk melangsungkan usia lanjutnya tetap merupakan lingkungan bagi siapa pun yang merasakan paling “krasan”, di antara anggota-anggota keluarga, kaum-kerabat dan handaitolan, tempat orang masih dapat membawakan diri berguna. Sementara meningkatlah jumlah para lanjut usia, memadai  makin bertambahnya harapan umur rata-rata, akan semakin relevan pula memajukan sikap yang meluas untuk menerima dan menghargai para lanjut usia, tetapi jangan menyingkirkan mereka ke daerah pinggiran. Masih tetap cita-citalah bagi para lanjut usia supaya tetap hidup dalam keluarga, disertai jaminan bantuan sosial yang efektif bagi kebutuhan-kebutuhan lebih besar, yang dibawasertakan oleh umur atau penyakit.

Di lain pihak, ada situasi-situasi yang menyarankan atau meminta, supaya mereka diterima masuk “wisma-wisma para lanjut usia”, tempat mereka dapat menikmati kebersamaan sesama, dan menerima perawatan yang istimewa. Yayasan-yayasan itu memang layak dipuji, dan pengalaman menunjukkan, bahwa mereka dapat menyediakan pelayanan yang bernilai, bila mereka terdorong tidak untuk efisiensi  organisasional, tetapi juga oleh kepedulian penuh cintakasih. Segala-sesuatu menjadi lebih mudah, bila setiap penghuni lanjut usia ditolong oleh keluarga, sahabat-sahabat atau jemaat-jemaat paroki, supaya merasa dikasihi dan masih berguna bagi masyarakat. Bagaimanakah kita tidak dapat menyebut di sini, disertai sikap mengagumi dan syukur terima kasih, Kongregasi-Kongregasi Religius dan kelompok-kelompok sukarela yang istimewa membaktikan diri untuk reksa-perhatian terhadap orang-orang tua, khususnya rakyat miskin, yang terlantar dan mereka yang dirundung kesukaran?

Sahabat-sahabat lanjut usia yang terkasih, tetapi merasa tidak aman-terjamin, karena situasi sakit atau situasi-situasi lainnya, saya menjamin anda kedekatan dan afeksi saya. Bila Allah mengizinkan kita menderita karena rasa sakit, kesepian atau alasan-alasan lain  berkaitan dengan usia lanjut, Ia selalu memberi kita rahmat dan kekuatan untuk menyatukan diri dengan cintakasih yang lebih besar dengan korban Putera-Nya dan makin lebih penuh ikut serta dalam Rencana-Nya menyelamatkan umat manusia. Hendaklah kita yakin: Dialah Bapa kita, Bapa yang kaya cintakasih dan kerahiman!

Gagasan-gagasan saya arahkan khusus kepada anda, janda-janda maupun duda-duda, yang merasa diri kesepian dalam tahap akhir hidup anda; kepada anda  wanita maupun pria religius lanjut usia, yang sudah sekian tahun lamanya  setia melayani perkara Kerajaan Surga; kepada anda juga, saudara-saudara para Imam serta para Uskup yang terkasih, yang karena lanjut usia, tidak lama lagi mempunyai kesadaran yang langsung akan pelayanan pastoral. Gereja masih memerlukan anda. Gereja menghargai jasa-pelayanan, yang kiranya anda ingin menyelenggarakan di sekian banyak lahan kerasulan. Gereja mengandalkan laporan periode-periode lebih lama anda berdoa. Gereja mengandalkan penasehat anda yang berasal dari pengalaman, dan Gereja diperkaya berkat kesaksian harian anda akan Injil.

==============================================================

===============================================================

0 comments:

Post a Comment