Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, July 6, 2016

Libur Tapi Tak Lengang


Suasana libur Idul Fitri memang terasa di Domus Pacis pada tanggal 6 Juli 2016. Hanya ada 1 orang karyawan, yaitu Mas Abas, yang bertugas piket. Memang ada Bu Marini dan Mbak Galuh yang khusus didatangkan sebagai tenaga khusus selama 4 hari. Ketika Rm. Tri Wahyono dilayani di kamarnya untuk makan, maka makan bersama hanya terjadi di antara Rm. Yadi, Rm. Harto, Rm. Tri Hartono dan Rm. Bambang. Sebenarnya jumlah rama yang makan itu biasa terjadi ketika Rm. Agoeng tidak ada. Tetapi barangkali tiadanya suasana orang berseliweran baik dari tamu-tamu di Domus maupun para karyawan dan tamu Komsos di kompleks luar bangunan induk amat mempengaruhi. Tetapi hal ini ternyata hanya terjadi dari pagi hingga makan siang. Suasana berubah ketika Rm. Bambang berada di tempat tidur sesudah makan siang. Bel tamu berdering. Beberapa saat kemudian terdengar suara Mas Abas di pintu kamar Rm. Bambang "Rama, wonten tamu" (Rama, ada tamu). Ternyata ada seorang ibu dan 2 orang anak lelakinya. Mereka adalah warga Lingkungan Clara, Paroki Pringwulung. "Saya sudah ke sini beberapa kali tetapi rama sedang pergi" ibu itu berkata. Tetapi ketika belum lama omong-omong ada rombongan kecil datang menuju kamar Rm. Bambang. Ibu dari Clara beserta anaknya berpamitan dan berkata "Gantian yang mau bertemu rama." Ternyata rombongan kecil itu satu keluarga dari Kebon Dalem, Semarang, dan suami-istri familinya dari Jakarta. Omong-omong terjadi di depan kamar Rm. Bambang dan para tamu duduk-duduk di teras. Rm. Bambang meminta Mas Abas untuk membawa Rm. Harto keluar kamar ikut menyambut tamu.

Ketika rombongan kecil itu sudah berpamitan, Rm. Bambang kembali ke tempat tidurnya. Tetapi belum sampai 30 menit kemudian bel tamu berbunyi hingga 3 kali. Kemudian Mas Abas masuk kamar Rm. Bambang dan berkata "Rama Hantoro rawuh" (Rama Hantoro datang). Rm. Bambang segera berpindah di kursi roda dan keluar kamar. Ternyata beberapa ibu dan seorang bapak dari Kebon Dalem jadi rombongan Rm. Hantoro yang kini jadi pastor di Katedral Semarang. Bahkan Rm. Kardi, pastor di Paroki Mlati Yogyakarta, ikut menyertai. "Ora istirahat, ta?" (Apa tidak istirahat?) tanya Rm. Kardi yang dijawab oleh Rm. Bambang "Neng kene isa istirahat sewaktu-waktu. Esuk bar mangan ya isa turu kok" (Di sini sewaktu-watu dapat beristirahat. Pagi sesudah makan juga dapat tidur) sehingga membuat semua tamu tertawa. Kemudian salah satu ibu masuk di kamar Rm. Harto memberikan pesanan beliau. Sementara itu Rm. Hantoro dan Rm. Kardi masuk kamar Rm. Hantoro. Ketika para tamu dari Semarang sudah pulang, ternyata Domus Pacis tidak lagi menjadi lengang. Keluarga besar Rm. Harto pun datang. Kakaknya yang dari Sala juga mampir di kamar Rm. Bambang. Bahkan sesudah itu ada juga tamu yang berkonsultasi ke Rm. Harto.


0 comments:

Post a Comment