Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, July 24, 2016

Rama Harto Bri Hormat


Pada waktu makan pagi Rabu 20 Juli 2016 pada masing-masing bagian tempat makan setiap rama Domus Pacis tersedia sebuah tas putih dengan tulisan "4S Seneng ..... Saras ..... Setya ..... Sumadulur ..... HUT & HOR UNIO KAS SURAKARTA 2016". Di dalam masing-masing tas terdapat topi, handuk kecil, satu dompet besar dari plastik berisi peralatan mandi, dan kaos. Tulisan "S-empat" mendominasi mayoritas isi. Ketika Rm. Yadi berkata "Niki saking pundi?" (Ini semua dari mana?), Rm. Bambang memberikan tafsiran "Niki mesthi onten sing nggawakke saking Sangkal Putung. UNIO ulang taun lan diterusake Hari Olah Raga teng Sala. Le ulang taun wau dalu lan olah ragane dina niki" (Ini pasti ada yang membawakan dari Sangkal Putung, Klaten. UNIO KAS, Persaudaraan para imam praja Keuskupan Agung Semarang, berulang tahun dan diteruskan dengan Hari Olah Raga. Ulang tahunnya tadi malam di Sangkal Putung dan olah raganya hari ini). Para rama penghuni Domus Pacis memang menjadi anggota UNIO KAS. Tetapi para rama Domus, karena kondisi fisiknya, banyak yang kerap absen dalam acara-acara UNIO KAS. Meskipun demikian bila ada hal-hal yang dibagikan untuk para rama, rama-rama Domus Pacis biasa mendapatkan bagian.

Mendapatkan tas dengan isinya membuat Rm. Yadi, Rm. Harto, Rm. Tri Hartono dan Rm. Bambang, yang pagi itu bersama-sama makan, merasa senang sekali. Para pengurus UNIO KAS memang mengenal postur masing-masing rama penghuni Domus paling tidak 4 orang yang pagi itu bersama-sama menyantap makan pagi. Hal ini terbukti pada ukuran kaos yang sesuai dengan badan masing-masing. Rm. Yadi dan Rm. Bambang mengenakannya dengan enak, tidak kekecilan dan tidak kebesaran. Suasana makan tiba-tiba menjadi meriah karena Rm. Yadi, Rm. Bambang dan Mas Abas, yang menyuapi Rm. Harto tertawa terbahak-bahak. Kejadiannya diawali ketika Rm. Bambang mengambil topi dan dikenakan di kepalanya. Melihat Rm. Bambang memakai topi, Rm. Harto meminta Mas Abas memakaikan topi di kepalanya. "Rama Harto ki mesthi tiru-tiru aku" (Rama Harto selalu meniru aku) kata Rm. Bambang yang kerap merasa bahwa Rm. Harto biasa mengikuti yang dilakukan Rm. Bambang di kamar makan seperti mengambil sayuran dan lauk tertentu. Ternyata ketika mendengar komentar Rm. Bambang, Rm. Harto malah mengangkat tangan dan jari-jarinya membentuk tanda hormat seperti tentara.

===============================================================
 ===============================================================

0 comments:

Post a Comment