Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, July 29, 2016

Sabda Hidup



Sabtu, 30 Juli 2016
Petrus Krisologus
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Yer. 26:11-16,24; Mzm. 69:15-16,30-31,33-34; Mat. 14:1-12. BcO Ayb. 42:7-17

Matius 14:1-12:
1 Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. 2 Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya: "Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya." 3 Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. 4 Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: "Tidak halal engkau mengambil Herodias!" 5 Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. 6 Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes, 7 sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. 8 Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam." 9 Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. 10 Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara 11 dan kepala Yohanes itupun dibawa orang di sebuah talam, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya. 12 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus.

Renungan:
Melihat anaknya yang kurang semangat dalam belajar orang tua menjanjikan kepada anaknya yang masih SMP kelas 1, "Kalau kamu belajar tekun dan bisa naik kelas dengan rata-rata 7 kamu minta apa saja bapak turuti." Sang anak pun mulai tekun belajar. Pada saat kenaikan kelas nilainya bisa melebihi target orang tuanya. Maka ia pun menagih janji dan minta dibelikan sepeda motor. Orang tuanya pun memenuhi. Selang beberapa bulan sang anak kecelakaan dan kakinya patah. Si orang tua menyesal telah membelikan sepeda motor bagi anak yang belum usia.
Herodes pun sedih telah memberikan janji kepada anak tirinya. Sang anak karena bisikan ibunya meminta kepala Yohanes Pembaptis. "Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya" (Mat 14:9).
Kadang kita mudah berjanji kala keinginan kita terpenuhi. Seringkali janji itu begitu terbuka tanpa spesifikasi yang jelas. Pada saat harus memenuhi janji tersebut kita bisa menyesal dan khawatir, bahkan bisa kehilangan segala-galanya. Maka rasanya kita perlu berhati-hati kala membuat janji. Perhitungkan sungguh supaya tidak menjadi beban kala harus memenuhi.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Mat. 14:1-12. Bandingkan janji Herodes dengan janji yang sering kaubuat.

Refleksi:
Bagaimana langkah-langkah yang mesti kita perhatikan kala membuat janji?

Doa:
Tuhan semoga aku berhati-hati dalam membuat janji. Semoga janji yang kubuat tidak merugikan orang lain.  Amin.

Perutusan:
Aku akan memperhitungkan janji-janji yang kubuat. -nasp-

0 comments:

Post a Comment