Jumat, 29 Juli 2016
Peringatan Wajib St.
Marta
warna liturgi
Putih
Bacaan
Yer. 26:1-9; Mzm.
69:5,8-10,14; Mat. 13:54-58, atau Yoh. 11:19-27 atau Luk. 10:38-42. BcO Ayb.
40:6-24; 42:1-6
Matius
13:54-58:
54 Setibanya di
tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka.
Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan
kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? 55 Bukankah Ia ini anak tukang
kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf,
Simon dan Yudas? 56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada
bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" 57 Lalu mereka
kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi
dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di
rumahnya." 58 Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya
di situ.
Renungan:
Beberapa artis
tidak mau latar belakang keluarganya diketahui umum. Ada yang beralasan demi
privasi keluarganya. Tidak sedikit pula yang merasa malu kalau publik sampai
tahu latar belakang keluarganya, entah karena dari keluarga miskin atau dari
keluarga yang sangat sederhana. Image kemewahan dan glamor yang disandangnya
bisa rusak kala orang tahu keluarganya.
Memang image
orang seringkali ditentukan oleh latar belakang keluarganya. Yesus yang hebat
pun mengalami situasi seperti itu. Orang-orang menjadi kecewa kala tahu dari
mana Ia berasal dan lahir. "Lalu mereka kecewa dan menolak Dia" (Mat
13:57). Mereka kecewa karena mereka kenal siapa keluarga Yesus, dan mereka
menganggap remeh.
Walau orang-orang
kecewa pada keluargaNya, Yesus tidak mengingkari keberadaan keluargaNya. Ia
menerima mereka. Pada saatnya orang pun menerima Dia apa adanya. Banyak pula
artis yang tidak sungkan mengakui latar belakang keluarganya malah mendapatkan
apresiasi. Orang malah kagum dengan kejujurannya. Dirinya tidak kehilangan
apa-apa walau dari keluarga yang sederhana, malah mendapatkan yang lebih baik
dari perkiraannya.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu
sejenak. Bayangkan dirimu diminta untuk menceritakan latar belakang keluargamu.
Refleksi:
Apa syukurmu atas
keluarga yang menghadirkanmu di dunia ini?
Doa:
Tuhan terima
kasih atas keluarga yang telah Kauanugerahkan kepadaku. Aku bersyukur hadir di
dalam keluargaku ini. Amin.
Perutusan:
Aku mensyukuri
keberadaanku di keluargaku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment