Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, July 19, 2016

Lamunan Pekan Biasa XVI

Rabu, 20 Juli 2016

Matius 13:1-9

13:1. Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau.
13:2 Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.
13:3 Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
13:4 Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
13:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
13:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
13:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
13:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
13:9 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, kemampuan mendengar membuat orang disebut bertelingan sehat. Dia tidak masuk golongan tuna rungu atau cacad pendengaran.
  • Tampaknya, sekalipun mengalami berbagai kecacadan tetapi bukan cacad pendengaran, orang masih dapat lebih mudah omong-omong dengan orang lain. Sekalipun mata sehat tetapi tuli, orang dapat mengalami salah paham dan mudah tersinggung kalau melihat orang di sekitarnya berbicara.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun tidak tuli dan mampu menangkap suara apapun, orang yang bertelinga belum tentu mampu menggunakan telinganya karena pendengaran sejati adalah kemampuan menjadikan yang terdengar sebagai olahan hati sehingga suara baik sesedikit apapun terlolah menjadi perilaku kebaikan yang dapat menjadi kebaikan banyak orang. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang mudah membatinkan suara baik yang terwujud dalam perilaku baik bagi banyak orang.
Ah, mendengar itu ya mendengar dan ini soal telinga dan bukan soal hati.

0 comments:

Post a Comment