Minggu, 03 Juli 2016
Hari Minggu
Biasa XIV
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Yes. 66:10-14c;
Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a,16,20; Gal. 6:14-18; Luk. 10:1-12,17-20. BcO Ams.
1:1-7,20-33
Lukas
10:1-12.17-20:
1 Kemudian dari
pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka
berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu. 3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu
seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. 4 Janganlah membawa pundi-pundi
atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam
perjalanan. 5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai
sejahtera bagi rumah ini. 6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima
damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak,
salammu itu kembali kepadamu. 7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah
apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat
upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. 8 Dan jikalau kamu masuk ke dalam
sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, 9
dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada
mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. 10 Tetapi jikalau kamu masuk ke
dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya
kota itu dan serukanlah: 11 Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami
kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. 12 Aku
berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada
kota itu." 17 Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan
berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." 18
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari
langit. 19 Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak
ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak
ada yang akan membahayakan kamu. 20 Namun demikian janganlah bersukacita karena
roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar
di sorga."
Renungan:
Kadang orang
menjadi malas menyapa orang lain kala sapaannya tidak pernah terjawab. Ia akan
semakin malas kala yang disapa malah sinis kepadanya. Seringkali kejadian
seperti itu membuat seseorang malas lagi untuk menyapa.
Ketika mengutus
murid-muridNya Yesus meminta mereka untuk memberikan salam kepada orang yang
ditemui. Salam ini menjadi kekhasan kehadiran mereka. Para murid tidak perlu
khawatir salamnya tidak diterima. Toh andai salam itu tidak diterima, "Tetapi
jika tidak, salammu itu kembali kepadamu" (Luk 10:6). Salam yang ditolak
akan kembali kepada sang pemberi salam.
Rasanya dari
membaca perikope ini kita pun tidak perlu lagi malas untuk menyapa atau pun
memberi salam. Andai sapaan atau salam kita tidak diterima, salam dan sapaan
itu akan kembali kepada kita. Kita tidak akan kehilangan apapun kala kita
memberi salam. Mereka yang menolak akan kehilangan rahmat dari salam dan sapaan
kita. Mari terus memberi salam dan sapaan.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
suatu hari memberi salam kepada seseorang dan dicuekin. Hari berikutnya sapa
lagi. Sapa lagi dan sapa lagi.
Refleksi:
Bagaimana tidak
berhenti memberi salam walau salam kita tidak ditanggapi?
Doa:
Tuhan Engkau
selalu menyapaku. Setiap hari Engkau selalu menyapaku. Semoga aku pun murah
hati dalam menyapa. Amin.
Perutusan:
Aku akan bermurah
hati dalam menyapa. -nasp-
0 comments:
Post a Comment