Sabtu, 02 Juli 2016
Hari biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Am. 9:11-15; Mzm.
85:9,11-12,13-14; Mat. 9:14-17. BcO Yes. 59:1-14
Matius
9:14-17:
14 Kemudian
datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan
orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" 15 Jawab Yesus kepada
mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama
mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil
dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. 16 Tidak seorangpun
menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika
demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah
koyaknya. 17 Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit
yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu
terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang
dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah
kedua-duanya."
Renungan:
Membaca bacaan
ini spontan aku teringat nenekku. Sampai usia senja, beliau masih bisa
menjahit. Biasanya dia menjahit kain-kain perca. Kain-kain perca itu dirangkai
menjadi selimut maupun penutup teko. Ia sangat tekun dan teliti menghubungkan
satu perca dengan perca yang lain. Kain-kain perca yang bermiripan dan memiliki
kualitas yang sama ia sambung. "Tidak seorangpun menambalkan secarik kain
yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan
mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya" (Mat 9:16).
Kalau kita amati
perjalanan hidup kita rasanya bagaikan kepingan-kepingan perca yang dirangkai
menjadi satu kesatuan sejarah hidup yang utuh. Hari-hari kita terangkai menjadi
bulan, tahun dan membentuk jati diri kita sekarang ini. Semakin teliti pilihan kita
semakin indah pula hasilnya.
Maka marilah kita
sungguh-sungguh teliti dalam merangkai hidup kita. Kita tata dengan baik semua
yang selaras menjadi sebuah jatidiri yang mempesona. Selama bersama Sang
Mempelai kita pun mempunyai kesempatan bersukacita menata hidup kita.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu
sejenak. Bayangkan perca-perca harianmu yang kautata menjadi satu kesatuan utuh
pribadimu sekarang.
Refleksi:
Di mana letak
kesulitan dalam menata hidupmu sendiri?
Doa:
Ya Tuhan Engkau
merangkaiku menjadi pribadi yang berarti. Semoga aku pun terbuka pada karyaMu
dalam hidupku. Amin.
Perutusan:
Aku akan
bekerjasama dengan Tuhan merangkai hidupku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment