Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, July 9, 2016

Sabda Hidup



Minggu, 10 Juli 2016
Hari Minggu
Biasa XV
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Ul. 30:10-14; Mzm. 69:14,17,30-31,33-34,36ab,37 atau Mzm. 19:8,9,10,11; Kol. 1:15-20; Luk. 10:25-37. BcO Ayb. 1:1-22

Lukas 10:25-37:
25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" 27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." 29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" 30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. 31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" 37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

Renungan:
Menolong sahabat jauh lebih mudah daripada menolong musuh. Walau ada kalanya menolong sahabat pun terasa makan hati, namun kita akan lebih ringan menolong mereka daripada menolong musuh, orang yang membenci kita.
Orang Samaria mempunyai relasi yang tidak baik dengan orang Yerusalem. Namun ketika melihat orang Yerusalem teraniaya hati orang Samaria tergerak untuk menolong. Ia melihat orang Yerusalem itu membutuhkan pertolongan. Ia melepaskan rasa sengit di dalam dirinya. Iya memberikan keledainya untuk mengangkut orang Yerusalem tersebut. Egonya dilepas karena rasa kemanusiaan.
Memang tidak mudah menolong musuh atau orang yang tampak tidak peduli. Ada banyak rasa dan pertimbangan yang mengikuti. Namun kala mereka membutuhkan pertolongan kiranya hati si Samaria bisa menjadi daya bagi kita untuk mengulurkan tangan. Tuhan mencatat mereka yang tulus hati.

Kontemplasi:
Duduklah dengan tenang. Bayangkan kisah dalam Injil  Luk. 10:25-37.

Refleksi:
Apa yang akan kaulakukan kala musuh atau orang yang tidak peduli padamu membutuhkan pertolonganmu?

Doa:
Tuhan semoga hatiku terbuka untuk menolong siapapun yang membutuhkan pertolonganku. Semoga aku siap dengan segala konsekuensinya.  Amin.

Perutusan:
Aku akan mengulurkan tangan bagi mereka yang membutuhkannya. -nasp-

0 comments:

Post a Comment