Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, July 26, 2016

Sabda Hidup

Hari Biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan
Yer. 15:10,16-21; Mzm. 59:2-3,4-5a,10-11,17-18; Mat. 13:44-46. BcO Ayb. 32:1-6; 33:1-22.

Matius 13:44-46:
44 "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. 45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. 46 Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."

Renungan:
Dalam aneka percakapan terungkap, "Aku tidak mewariskan kepada kalian harta benda, tapi aku memberi peluang pada kalian untuk meraih ilmu setinggi-tingginya." Ungkapan itu sering disampaikan orang tua kepada anak-anaknya. Mereka berjerih payah sedemikian rupa demi membiayai hidup anak-anaknya. Uang yang mereka punya bukan untuk menumpuk harta benda tapi memintarkan anak-anaknya.
Setiap kali mengingat kisah tersebut terbayang di dalam diriku bahwa orang tua tersebut adalah pencari harta surga. Mereka bagaikan, "seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu" (Mat 13: 45-46). Mereka mengorbankan kemewahan yang bisa dimiliki demi keberhasilan anak-anaknya, tanpa tahu apakah setelah berhasil anak-anaknya mengingat pengorbanannya atau tidak.
Kita layak mensyukuri keberadaan orang tua kita masing-masing. Mereka secara alamiah menganggap kita sebagai harta surga. Karena itu mereka rela mengorbankan banyak hal demi harta surganya itu.

Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu. Hadirkan wajah orang tuamu. Ciumlah mereka dengan penuh kasih dan syukur. Berkat mereka engkau menjadi seperti sekarang ini.

Refleksi:
Apa yang telah kaulakukan untuk orang tuamu yang telah mengistimewakan dirimu?

Doa:
Tuhan syukur kami atas orang tua yang sangat mendukung kami. Sudilah Engkau memberkati mereka.   Amin.

Perutusan:
Aku akan mengucapkan terima kasihku kepada orang tuaku. -nasp-‎


Agoeng
Komsos KAS

0 comments:

Post a Comment