Selasa,
3 November 2015
Lukas 14:15-24
14:15.
Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus:
"Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."
14:16
Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar
dan ia mengundang banyak orang.
14:17
Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para
undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.
14:18
Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku
telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.
14:19
Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus
pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.
14:20
Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.
14:21
Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu
murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke
segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan
orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh.
14:22
Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah
dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat.
14:23
Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan
paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh.
14:24 Sebab Aku berkata kepadamu:
Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati
jamuan-Ku."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, ada anggapan bahwa peri laku baik dan luhur berkaitan dengan pemahaman tentang agama. Pengetahuan yang benar tentang agama akan membuat orang takut berbuat keburukan.
- Tampaknya, ada anggapan bahwa pengetahuan agama berkaitan dengan pengajaran. Di sini sekolah dipandang punya peran penting sehingga pelajaran agama dimasukkan dalam kurikukum pendidikan formal.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa sebenar apapun dan seluas apapun pengetahuan orang akan agama dan bahkan menjadi tokoh seterkenal apapun, apabila hidupnya tidak dilandasi oleh keintiman dengan kedalaman batin yang dilakukan justru dapat amat bertentangan dengan isi pengajaran luhur agamanya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang justru akan mengalami kenikmatan batin karena bersedia jalani yang baik dan luhur sekalipun tidak sesuai dengan kemauan diri.
Ah, yang hebat adalah yang mampu hidup sesuai
aspirasi diri.
0 comments:
Post a Comment